Senin, 29 Oktober 2007

2 Kapal Perang Buatan Belanda Perkuat TNI-AL


SURABAYA (Berita Nasional/ANTARA News) - Dua kapal perang Republik Indonesia (KRI) kelas Van Speijk buatan Belanda, yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Ahmad Yani-351, kembali memperkuat TNI AL, khususnya untuk jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) setelah selesai dilakukan pergantian mesin ("repowering").

"Proses pergantian mesin untuk kedua KRI itu memakan waktu sekitar dua tahun di Jakarta. Sebelumnya TNI AL juga sudah merepowering dua kapal bekas Angkatan Laut Belanda, yakni KRI Karel Satsuit Tubun-356 dan KRI Oswaald Siahaan-354," kata Kadispen Koarmatim, Letkol laut (KH) Drs Toni Syaiful di Surabaya, Senin.

Ia mengemukakan dengan kembalinya kapal-kapal itu, Koarmatim mendapat kekuatan baru untuk lebih intensif melaksanakan tugas-tugas operasi militer untuk perang maupun nonperang, seperti pelayaran muhibah ke luar negeri serta memberikan bantuan kepada korban bencana alam.

"Kini KRI Ahmad Yani-351 dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 akan menunjukkan kehandalannya dengan dilibatkan dalam latihan perang puncak TNI AL bersandi, `Armada Jaya XXVII/2007".

Setelah Armada Jaya yang akan berakhir awal Desember mendatang, kedua kapal itu harus menjalani pelayaran muhibah ke Australia dengan misi untuk meningkatkan hubungan kedua negara dan angkatan lautnya," katanya.

Latihan Armada Jaya menjadi ajang pembuktian kapal perang yang memiliki panjang 113,42 meter yang dikenal tahan lama dalam berlayar.

Dalam ujian selama satu bulan penuh itu, kedua KRI itu akan melakukan berbagai manuver di laut, baik untuk melakukan serangan ke armada musuh maupun untuk bertahan dari serangan musuh.

"Selain permesinannya, sistem komunikasi, sistem radar serta sistem kesenjataan kapal itu juga sudah dimodernkan," katanya.

Sementara untuk KRI Karel Satsuit Tubun-356 kehandalannya sudah terbukti di lapangan dalam menegakkan kedaulatan dan hukum di wilayah perairan yurisdiksi nasional.

Prestasi yang ditunjukkan, antara lain melumpuhkan pembajakan terhadap kapal tanker milik PT Pertamina MT Pematang tahun 2004 lalu di perairan Pulau Berhala, sekitar 40 mil laut dari Belawan.

"Prestasi lainnya yang kedua adalah saat krisis Ambalat menghangat, KRI Karel Satsuit Tubun-356 ikut mengambil peran penting dalam menegakkan kedaulatan NKRI di sekitar perairan Laut Sulawesi itu," kata Kadispen. (*)

Sabtu, 27 Oktober 2007

Ikut Aliran Al-Qiyadah Al Islamiyah, Guru SMP Ditangkap

BANDAR LAMPUNG (Berita Nasional) : Seorang guru agama Islam sebuah SMP di Kota Bandar Lampung ditangkap polisi karena menjadi penganut ajaran Al-Qiyadah Al Islamiyah di Bandar Lampung. Dia diamankan di Poltabes Bandar Lampung, Jumat (26-10).
Oknum guru itu bernama Ahmadi Asikin (50), warga Jln. Ikan Bawal, Kampung Jualang, Telukbetung Selatan.
Polisi juga menahan penganur ajaran Al-Qiyadah Al Islamiyah bernama Mustafa (28), warga Kebon Jeruk, Kampung Sawah, Tanjungkarang Timur.
Kapoltabes Kombes Endang Sunjaya melalui Wakasat Intelkam AKP Albert Sihombing mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan tindakan mengumpulkan data-data terkait ajaran tersebut.
"Mereka kami ajak bicara di Intel. Untuk selanjutnya akan diproses di Reskrim. Karena ada keresahan dari warga masyarakat. Dan kami masih menunggu salinan fatwa MUI," kata Albert, usai meminta keterangan Mustafa dan Ahmadi.
Mustafa dan Ahmadi meyakini ajaran yang ada saat ini tidak menyimpang dari ajaran Allah. Mereka memaknai surat Almuzammil yang isinya bangun tengah malam untuk tahajud, pelajari Alquran dengan teliti, dan selamatkan teman. Jumlah pengikut di Bandar Lampung saat ini sekitar 50-an orang sejak tahun 2006 lalu.
Mereka meyakini ada nabi lain setelah Nabi Muhammad, yaitu Al Masih Al Maw'ud, putra Bangas yang bukan Arab (bangsa Ajam). "Dia sekarang ada di Jakarta," kata Mustafa, diamini Hamdani.
Mustafa, yang sehari-hari bekerja swasta, itu mengaku mendapat ajaran tersebut dari salah seorang rekannya, yang kini tidak pernah bertemu kembali. "Dari teman dan itu sepaham. Ada ajaran Nabi Isa, Nabi Muhammad, tapi kondisi kita semakin kacau. Korupsi merajalela, zina maksiat di mana-mana, narkoba, kejahatan membudaya. Apa itu yang disebut umat beragama," kata Mustafa yang mengaku medalami ajaran itu sejak Januari 2006.
Mustafa menjelaskan referensi pemahaman mereka didapat dari ajaran Alquran, dengan tujuan mengingatkan manusia. Kondisi zaman saat ini dianggap zaman jahiliah, yang masuk pada masa Makiah.
Terungkapnya kasus penganut aliran sesat tersebut bermula dari laporan warga Kelurahan Bumi Waras kepada Camat Telukbetung Selatan tentang adanya kegiatan aliran Al-Qayadah Al-Islamiyah di wilayah mereka.
Camat Telukbetung Selatan Haris Fadilah menjelaskan bahwa salah satu korbannya adalah anak seorang ketua RT di Kelurahan Bumi Waras yang menjadi koordinator lapangan (korlap) Jemaah Al-Qiyadah Al Islamiyah di Kelurahan Bumi Waras.(*)

Jumat, 26 Oktober 2007

Camat Sukabumi Terancam Dicopot

BANDAR LAMPUNG (Berita Nasional): Camat Sukabumi Rumbay Basri dinyatakan terbukti bersalah menyalahgunakan wewenang, yaitu tidak menyalurkan bantuan ketua RT. Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan Pemkot Bandar Lampung, Lampung kini sedang mempertimbangkan sanksi yang akan diberikan kepada Rumbay Basri.
Menurut Wakil Wali Kota Bandar Lampung Kherlani Tim Pembinaan yang terdiri dari Kepala Badan Pengawas Kota (Bawasko) dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) membuktikan Camat Sukabumi melakukan pelanggaran tersebut.
Kherlani menilai kasus ini sebagai tindakan yang sangat memalukan ini. Kherlani meminta seluruh camat dan aparatur Pemkot melaksanakan amanah membagikan hak orang lain. Baik itu hak antaraparatur maupun hak masyarakat yang sudah diamanatkan untuk dibagikan.
"Apalagi itu tunjangan operasional RT yang memang sudah wajib diberikan. Terlebih RT tidak memiliki gaji. Kalau sampai tunjangan RT Rp100 ribu per bulan masih juga diambil, itu namanya keterlaluan," kata Kherlani.
Tim Pemeriksa sudah merekomendasikan sanksi yang akan diberikan berupa pencopotan jabatan.
Sebelumnya, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandar Lampung, Sudirman, mengatakan dia bersama Kepala Badan Pengawasan Kota (Bawasko) Meifina telah merampungkan hasil pemeriksaan Rumbay Basri terkait dugaan penyimpangan dana tunjangan ketua RT tersebut.
"Tadi kami membuat berita acara pemeriksaan (BAP). Hasilnya, memang terindikasi adanya penyimpangan dana tunjangan ketua RT yang dilakukan Camat tersebut. Kini, kami sedang membuat laporan hasil pemeriksaan (LHP) yang akan diteruskan kepada Sekretaris Kota (Sekkot)," kata Sudirman kepada Lampung Post, Selasa (23-10).
Walau terindikasi melakukan kesalahan, ujar Sudirman, pihaknya akan menyerahkan keputusan sanksi sesuai dengan PP No. 30/1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) kepada Wali Kota. "Kami hanya menyampaikan hasil pemeriksaan dan rekomendasi tingkat kesalahan yang bersangkutan," kata Sudirman.
Mengenai sanksi yang akan diberikan berupa pemecatan dari jabatan camat, Sudirman menjelaskan sanksi diserahkan sepenuhnya kepada kepala daerah atas saran dan rekomendasi Baperjakat dan tim pengawas.Wali Kota Bandar Lampung Eddy Sutrisno telah meminta secara lisan Kepala BKD dan Bawasko menindaklanjuti hasil laporan 21 ketua RT di Kelurahan Kalibalau Kencana, Sukabumi, yang sudah enam bulan tidak mendapatkan tunjangan operasional.

Kamis, 25 Oktober 2007

Gajah Liar Mengamuk di Tanggamus


ULUBELU (Berita Nasional): Sekawanan gajah liar kembali mengamuk dan merusak tiga rumah warga di Dusun Talangmadiun, Pekon Ulusemong, Kecamatan Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Kawanan gajah liar yang dikenal sebagai kelompok Davit Chang berjumlah empat ekor itu, sampai hari Rabu (24/10-07) masih berada di sekitar Talangmadiun.
Pada siang hari, hewan yang dipanggil bujang tue ini berkeliaran di sekitar perkebunan warga dan menggasak sejumlah tanaman penduduk seperti kelapa, pisang, padi, tebu, dan jenis tanaman palawija lain.
Saat malam hari, kawanan gajah liar ini mulai berani mendatangi rumah-rumah warga yang berada di talang-talang yang letaknya berjauhan satu sama lain. Di pemukiman petani ini kawanan gajah liar mengobrak-abrik gubuk dan memakan habis persediaan padi dan beras milik petani.
Beruntung, kedatangan kawanan gajah liar ini sudah diketahui warga setelah terdeteksi melalui alat pelacak yang dipasang petugas BKSDA Bandar Lampung dan Taman Nasional Bukit Barisan di seekor gajah liar.
"Warga yang sudah mengatahui keberadaan gajah-gjah liar itu sudah mengungsi ke perkampungan pada siang harinya. Jadi, ketika kawanan itu menyatroni rumah, mereka hanya memakan habis beras dan gabah milik warga. Tentu saja dengan merusak rumah warga dahulu," kata Suroyo, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Ulu Belu.
Selain merusak tanaman dan perkebunan warga, kawanan gajah yang dikenal ganas dan sadistis ini juga membunuh hewan ternak warga seperti ayam, itik, kambing, dan binatang peliharaan anjing.Sejauh ini, yang bisa dilakukan warga adalah mengusir dengan menggunakan alat-alat sederhana, seperti membuat api unggun di setiap sudut desa, membunyikan meriam bambu yang dicampur karbit, membunyikan kentongan, dan lain sebagainya. "Tetapi, usaha warga itu tidak begitu berhasil. Saat warga lengah, kawanan gajah liar ini masuk perkampungan dan meneror warga," ujar Suroyo.(*)

MA Batalkan Putusan Pailit PT DI

JAKARTA (Berita Nasional) : Mahkamah Agung (MA) membatalkan putusan pailit terhadap PT Dirgantara Indonesia (DI) yang dikeluarkan Pengadilan Niaga (PN) Jakarta Pusat pada 4 September 2007. MA menyatakan mantan karyawan PT DI sebagai pemohon pailit tidak memiliki kedudukan hukum untuk menggugat pailit PT DI.
Menurut Ketua Majelis Hakim Agung yang memutus perkara tersebut, Mariana Sutadi, PT DI merupakan BUMN berbentuk persero yang modalnya terbagi atas sejumlah saham. Namun, saham PT DI seluruhnya dimiliki oleh negara yang diwakili oleh Menneg BUMN dan Menkeu. ''Karena itu, yang berhak menggugat pailit hanya Menkeu,'' kata Mariana di Jakarta, Rabu (24/10).
Surat keterangan dari Menteri Perindustrian bahwa PT DI bersama dengan beberapa BUMN lainnya, seperti Krakatau Steel, adalah aset industri vital nasional, menjadi tambahan pertimbangan MA. Dengan keluarnya putusan MA yang sekaligus membatalkan putusan PN Jakarta Pusat itu, semua aktivitas penilaian aset PT DI oleh kurator maupun rapat-rapat kreditor dihentikan.
Mariana menambahkan, MA baru memeriksa kedudukan hukum para pemohon pailit dan belum masuk pada substansi permohonan. ''Untuk apa diperiksa substansinya bila kedudukan hukumnya saja tak terpenuhi. Karena itu, bunyi keputusannya mengabulkan permohonan kasasi PT DI tanpa memeriksa materi,'' jelasnya.
Kendati tak jadi pailit, menurut Mariana, mantan karyawan PT DI masih mungkin menuntut hak pesangon melalui mekanisme gugatan lain. ''Masih terbuka lebar pintu untuk gugatan. Bisa melalui perdata, tapi yang paling baik adalah melalui mediasi.''
Atas putusan MA tersebut, Ketua Serikat Pekerja Forum Komunikasi Karyawan (SPFKK) PT DI, Arief Minardi, siap mengajukan peninjauan kembali (PK). ''Setelah berkas resmi diterima, kami akan mengajukan PK,'' katanya.
Sejak awal, kata Arief, SPFKK tak berniat memailitkan PT DI. Namun, karena PT DI selalu ingkar membayar sisa pensiun, pihaknya pun mengambil jalur hukum. ''Yang diputus MA kan membatalkan pailitnya, bukan nilai utangnya,'' jelas Arief.
Selain mengajukan PK, menurutnya, SPFKK bisa pula menuntut melalui jalur perdata. ''Kecuali sebelum mengajukan PK ada penyelesaian, karena pada intinya kami minta penyelesaian sisa uang pensiun segera dilakukan.'' Kuasa hukum mantan karyawan PT DI, Ratna Wening, menilai putusan MA itu sebagai putusan politis. ''Ini putusan politis karena banyak tekanan dari pemerintah,'' katanya.
Ratna kemudian menyebutkan bagaimana reaksi Menneg BUMN, Sofyan Djalil, maupun Wapres, Jusuf Kalla, yang menyayangkan putusan PN Jakarta Pusat saat itu. ''Kita akan koordinasi dulu. Upaya hukum akan terus dilakukan karena tujuan akhirnya adalah mengembalikan hak karyawan.''
Menanggapi rencana SPFKK mengajukan PK, Humas PT DI, Rakhendi Priyatna, mengatakan langkah itu sah saja dilakukan. Sepanjang ada peluang hukum, pihaknya tak akan menghalangi. ''PT DI harus tetap ada untuk memberi kontribusi bagi bangsa,'' katanya.Sementara, suasana di Kompleks PT DI di pintu II Bandara Hussein Sastranegara, Bandung, Rabu (24/10) petang berlangsung normal. Para karyawan di kantor maupun ruang produksi tetap bekerja seperti biasa. Demikian pula dengan proses maintenance pesawat. ''Saya sempat dengar putusan MA itu. Syukurlah, sehingga kami bisa lebih konsentrasi bekerja. Sejak awal kami yakin pailit itu akan dibatalkan,'' ujar seorang karyawan PT DI.

755 Ribu Nama Masuk Daftar Teroris

WASHINGTON (Berita Nasional) : Daftar pengawasan teroris AS telah mencakup lebih dari 755.000 nama dan terus bertambah, Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO) AS mengatakan Rabu.Daftar itu meledak dari lebih sedikit dari 20 nama yang masuk sebelum serangan 11 September 2001 menjadi lebih dari 150.000 nama hanya beberapa bulan kemudian, setelah Pusat Skrining Teroris (TSC) didirikan pada Desember 2003 untuk mengawasi yang diduga teroris, menurut GAO, bagian penyelidikan non-partisan kongres.Mencakup yang diketahui sebagai nama samaran tersangka, 755.000 nama dalam daftar itu mulai Mei 2007 mewakili, pada kenyataannya, sekitar 300.000 orang, menurut perkiraan TSC.Ditugasi mengumpulkan data mengenai perorangan "yang diketahui atau pantas diduga akan menjadi atau telah terlibat dalam tindakan yang merupakan, persiapan untuk, membantu atau berkaitan dengan terorisme", TSC memperoleh informasinya dari Biro Penyelidik Federal (FBI) dan memberikannya terutama pada pihak berwenang imigrasi.Sejak 2003, daftar tersebut telah digunakan sekitar 53.000 kali untuk memilih orang-orang bagi kemungkinan ditangkap atau untuk mencegah mereka masuk negara itu, kata GAO.Lebih sering, bagaimanapun, orang yang namanya masuk dalam daftar itu karena alasan untuk berhati-hati hanya ditanyai dan dibebaskan, dan dibiarkan menghadapi kejengkelan yang sama setiap waktu mereka masuk negara itu, kata GAO.Meskipun ada tindakan pencegahan, ada terjadi kesalahan, katanya, dan menambahkan bahwa banyak tersangka telah dihentikan oleh pihak berwenang imigrasi pada saat kedatangan mereka di bandara AS ketika masuknya mereka dalam daftar TSC itu telah mencegah mereka naik pesawat mereka di tempat pertama itu.Melukiskan daftar itu sebagai "pasir apung" yang memerangkap orang yang tak bersalah demi keamanan, Uni Kebebasan Sipil Amerika (ACLU) telah minta pada kongres AS untuk turuntangan. "Berapa banyak lebih aman kita ketika pemerintah mengarahkan begitu banyak orang tak bersalah menjadi tersangka?," penasehat senior legislatif ACLU Timothy Sparapani mengatakan dalam satu pernyataan. (Antara,AFP)

Senin, 22 Oktober 2007

NU Tanggamus Diminta Dukung Fauzan

PRINGSEWU (Berita Nasional) : Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Tanggamus diimbau menggalang kekuatan untuk mendukung dan memenangkan pasangan Fauzan Sa’ie – A. B. Nugroho dalam pilkada yang akan digelar 15 Desember mendatang.
Himbauan itu datang pengurus DPC PKB Tanggamus Usman Mursyid. Partai ini merupakan kendaraan politik pasangan Fauzan Sa’ie – A.B. Nugroho dalam pencalonan mereka dalam pilkada Tanggamus akhir tahun ini.
Sekretaris karteker DPC PKB Tanggamus Usman Mursyid mengatalam PKB punya keterkaitan dengan NU, karena itu selayaknya warga NU mendukung keputusan tersebut..
Bagi anggota PKB yang tidak mematuhi keputusan partai dengan tidak ikut memenangkan pasangan Fauzan – Nugroho, menurut Usman Mursyid, pihaknya tidak segan-segan memberikan sanksi sampai ke tindakan pemecatan.
Pasangan tersebut disebut-sebut banyak didukung para tokoh ulama, pimpinan pondok pesantren (ponpes), para kiai, tokoh adat, pemuda dan masyarakat.
Surat Keputusan (SK) penetapan pasangan calon bupati dan wakil bupati Tanggamus dari DPP PKB bernomor 2596/DPP-02/IV/A.1/X/2007 telah ditandatangani Ketua Dewan Suro DPP PKB Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Muhyidin Arubusman, Wakil Ketua Umum Ali Maskur Musa dan Sekretaris Jendral (sekjen) DPP PKB A.C. Wahid.Untuk itu, bersama empat partai lainnya (PAN, PKPB, PBR dan Partai Demokrat) DPC PKB berupaya semaksimal mungkin memperjuangkan pasangan balonbup-wakil tersebut meraih kemenangan untuk memimpin Kabupaten Tanggamus periode 2008--2013.(*)

Pemanasan Global Akibat Ulah Manusia

PENELITIAN terakhir para ahli klimatologi di Amerika Serikat berhasil membuktikan bahwa pemanasan global terjadi karena Bumi menyerap lebih banyak energi Matahari daripada yang dilepas kembali ke ruang angkasa.
Kesimpulan ini diperoleh melalui model komputer yang mensimulasikan data-data iklim dari pengukuran suhu lautan. Bukti tersebut semakin menguatkan pendapat bahwa aktivitas manusia adalah penyebab pemanasan global.
Para peneliti mencoba menghitung selisih energi matahari yang diterima oleh atmosfer dengan yang dilepaskan kembali ke luar angkasa. Karena tidak dapat diukur langsung, para peneliti mengambil data dari lautan.
"Mengukur perubahan secara langsung sulit dilakukan, karena Anda harus mendeteksi variabel tertentu dari sekian banyak variabel," kata Gavin Smith, salah satu anggota tim peneliti dari NASA.
"Tapi kami tahu berapa besar energi yang diserap lautan dari pengukuran selama puluhan tahun melalui satelit maupun peralatan yang ditempatkan langsung. Didukung pemahaman kami tentang atmosfer, hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa selama ini terjadi ketidakseimbangan di atmosfer," lanjutnya.
Caranya dengan memonitor suhu permukaan laut dari ribuan pelampung (buoys) yang tersebar di berbagai lokasi. Data-data yang diambil dari berbagai tempat dimasukkan dalam komputer dan merepresentasikan model iklim yang kompleks meliputi aktivitas atmosfer, laut, angin, arus, gas, dan zat pencemar lainnya.
Dari simulasi tersebut tampak bahwa atmosfer bumi menyerap energi 0,85 watt per meter persegi (secara keseluruhan setara dengan 7 triliun bola lampu 60 watt), lebih dari energi yang dilepaskan kembali. Penyebabnya adalah efek rumah kaca yang terbentuk oleh lapisan gas karbon dioksida. lapisan tersebut menyerap radiasi panas yang dipantulkan bumi yang seharusnya dilepaskan ke ruang angkasa.
Menurut Gavin Schmidt, butuh energi yang besar untuk menghasilkan perubahan di permukaan bumi. Meskipun demikian penyerapan energi telah berjalan dalam rentang waktu yang lama.Berdasarkan laporan Nasa, penyerapan energi sudah terlalu besar sehingga peningkatan suhu bumi sebesar setengah derajat celcius tidak dapat dicegah kecuali manusia menghentikan produksi gas rumah kaca.
Pandangan Skeptis
Tidak semua ahli sepakat dengan kesimpulan tersebut. Salah satunya adalah William Kininmonth, pimpinan pusat iklim nasional Australia dan anggota delegasi Australia dalam negosiasi perjanjian iklim PBB.
Menurutnya, terlalu banyak asumsi yang dipakai dalam simulasi komputer daripada data sesungguhnya. Oleh karena itu, sangat sulit untuk mengakui keakuratan hasil ketidakseimbangan energi dalam ukuran beberapa meter persegi.
Berbeda dengan Damian Wilson, manajer cuaca dan parameter radiasi di lembaga meteorologi Inggris yang lebih antusias dalam menanggapi hasil penelitian tersebut.
"Model komputer yang mengolah perubahan suhu di permukaan bumi adalah suatu kemajuan -- tapi bukan berarti hasil pembuktian tersebut benar lho," katanya.
"Paling tidak kita lebih yakin bahwa model tersebut bekerja dengan benar karena menghasilkan kesimpulan yang masuk akal," lanjutnya.
Sementara Jim Hansen, direktur Goddard Institute for Space Studies milik NASA di New York, sekaligus peneliti perubahan iklim, mengatakan temuan di atas patut mendapat perhatian. "Bila kita menunggu bukti-bukti perubahan iklim (dan tidak segera mengambil tindakan), mungkin kita akan terlambat," katanya.
"Tapi bila kita bertindak sejak sekarang untuk mencegah perubahan iklim, maka kita memberi waktu pada Bumi untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi."
Dalam papernya yang berjudul Climatic Change (v 68, p 269), Hansen mengatakan bahwa kenaikan suhu 1°C saja bisa memicu melelehnya lapisan es dunia. Proses ini bisa diawali dari Greenland yang bakal melepaskan armada gunung es-nya ke lautan sehingga permukaan laut akan naik menjadi beberapa meter.
Model iklim berbasis komputer berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Akan tetapi masih terdapat masalah dalam memodelkan beberapa proses yang terjadi di atmosfer, khususnya perambatan panas di awan. Para ilmuwan masih berharap dapat memperoleh lebih banyak data dari lautan dan aerosol seperti debu, abu, tanah, dan partikel yang lain di atmosfer.

Rantis Brimob Tidak Sesuai Standar Keamanan

JAKARTA (Berita Nasional) : Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mengungkapkan, 44 kendaraan taktis (rantis) lapis baja buatan Korea Selatan yang akan dipakai Korps Brimob Polri tidak dibuat oleh perusahaan yang berpengalaman dalam pembuatan kendaraan semi militer tapi oleh perusahaaan pembuat truk sampah.

Puluhan rantis yang dibiayai dengan kredit ekspor senilai Rp200 miliar itu tak memiliki standar keamanan yang maksimal sehingga bisa membahayakan keselamatan anggota Brimob saat bertugas di daerah konflik, kata Pane.

Ia mengatakan, Polri seharusnya mengacu kepada standar yang dipakai oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam pengadaan kendaraan semi militer dan militer.
"Standar NATO adalah jika rantis terkena bom bermaterikan TNT seberat enam kilogram maka personil yang ada di dalamnya bisa selamat. Hanya roda kendaraan yang hancur," katanya.

Sebanyak 44 rantis yang direncanakan untuk daerah konflik itu dibuat tak sesuai dengan standar NATO dan tak memiliki sertifikat darti NATO.

Rantis-rantis seharusnya mampu bertahan di segala medan dan memberikan jaminan keamaan saat terkena ledakan bom. Kendaraan ini tak menjamin keamanan penumpangnya karena terbuat dari lempeng baja tipis, ujarnya.

"Ada kawan saya di militer yang menyebut, rantis ini sebagai kaleng 'rombeng' (bekas) karena terbuat dari baja tipis," katanya menegaskan.

Polri seharusnya berkaca pada proyek yang sama tahun 2001 ketika membeli 20 rantis dari perusahaan sama.

"Dari 20 rantis itu, 19 unit di antaranya rusak karena tidak ada suku cadang dan susah dalam pemeliharaan. Selain itu, ada kelebihan pembayaran 161 ribu dolar saat pembelian di tahun 2001," ujarnya.

Ia mengaku khawatir jika 44 kendaraan itu nantinya dipakai untuk Brimob di daerah konflik karena bisa jadi banyak angota pasukan elit Polri itu menjadi korban tewas atau luka.

IPW juga menyakini bahwa kondisi rantis lapis baja buatan Korea Selatan itu adalah jelek dibandingkan dengan produk dalam negeri sebagaimana yang dipakai Polri saat ini yakni sekitar 100 unit rantis lapis baja.

Untuk itu, Kapolri Jenderal Pol Sutanto harus membatalkan proyek ini karena banyak terjadi kejanggalan dan harus berkaca pada proyek yang sama di tahun 2001.

"Kapolri perlu mengkaji ulang proyek ini agar korps Brimob dan anggotanya yang akan memakai kendaraan lapis baja ini tidak dirugikan saat bertugas di medan konflik," katanya. (Ant)

Jumat, 12 Oktober 2007

Aplikasi ZPK Tingkatkan Rendemen Gula PT GMP


GUNUNG BATIN (Berita Nasional) : Syukuran atas rampungnya rippener (aplikasi Zat Perangsang Kemasakan) masa tebang giling tahun 2007 berlangsung di hanggar Landasan Gumak PT Gunung Madu Plantations, 4 September lalu. Luas areal yang berhasil diaplikasi zat pemacu kemasakan (ZPK) tahun ini mencapai 22.350 hektare. Sementara tahun depan masih belum bisa dipastikan karena kemampuan pesawat masih jadi tanda tanya.

Acara yang berlangsung dengan suasana santai ini dihadiri General Manager PT GMP M. Moh. Jimmy Mahshun, Kadep R&D Ir.H. Koko Widyatmoko, Kadep Plantations Ir.H Sutarto, Kadep Factory Alex Kesaulya, Kadep SBF Ir.H. Gunamarwan, para staf PT Gunung Madu Plantations, sesepuh Satuan Udara Pertanian (Satudtani) Letkol (Pnb) Yudanardi, serta Tim Satudtani dibawah Komando Letkol. (Pnb) Paminto Bambang Pamungkas.

General Manager PT Gunung Madu Plantations H.M. Jimmy Mahshun dalam sambutannya mengatakan, penyemprotan udara zat pemacu kemasakan tebu (cane ripener) berlang­sung da­ri 5 Maret hingga 3 September ini ber­hasil mengaplikasi ZPK se­luas 22.350 ha atau 90 persen dari seluruh luas areal PT GMP.

Dalam enam bulan ini telah dila­kukan 944 sortie penyemprotan.. Artinya Pilot pesawat Pi­latus Poter melakukan landing-tak off sebanyak 944 kali dan ber­jalan de­ngan selamat.

Cuaca musim ini kebetulan sangat membantu, se­hingga kondisi tanaman tebu kita ma­sih layak untuk disemprot sekalipun bulan Agustus sudah berakhir. Pada musim-musim lalu biasanya mengakhiri penyemprotan lebih awal, karena hujan sudah sangat mi­nim dan mengakibatkan tanamannya kering, tidak layak lagi dilakukan pe­nyemprotan.

“Atas prestasi ini kami secara khusus menyampai­kan penghargaan yang setinggi-ting­gi­nya kepada seluruh tim aplikasi, baik para penerbang maupun tim apli­kasi pendukung mulai dari Landasan Gumak, Divisi 4 dan Landasan Divisi 6, juga para petugas flagmen yang me­nuntun lintasan terbang di la­pangan,” tambahnya.

General Manager PT GMP H.M. Jimmy Mahshun mengatakan dengan aplikasi ZPK PT GMP berhasil meningkatkan rendemen tebu rata-rata 10 persen. “Langkah maju ini harus diper­ta­hankan dan ditingkatkan agar pro­duksi gula bisa lebih baik lagi,” harap Pak Jimmy.

Lebih lanjut General Manager GMP mengungkapkan, bahwa kita se­dang menghadapi situasi sulit ter­kait dengan kelanjutan program kerja­sa­ma aplikasi dengan SUP di musim-mu­sim mendatang.

“Departemen Pertanian dan TNI-AU yang membawahi Satudtani se­dang menghadapi pilihan-pilihan yang dilematis untuk melanjutkan misi ini, karena kondisi kelaikan pesawat yang ada sudah semakin me­nurun,” kata Pak Jimmy.
Namun dengan upaya-upa­ya yang kita lakukan bersama se­te­lah program aplikasi 2007 ini selesai, tambahnya.

“Kita harus terus menjalin komu­nikasi yang intensif dan bekerja sama me­ngatasai masalah ini. Kami juga meng­ucapkan beribu-ribu terima ka­sih karena Pak Yudha seorang yang di­tua­kan Tim Satudtani mem­ban­tu dan mendukung kita,” kata Pak Jimmy.

Menurutnya, musim tebang-giling 2008 nanti, PT GMP akan me­manen varietas-varietas baru yang lebih banyak. Ini berarti perusahaan masih me­merlukan bantuan ZPK untuk meng­hasilkan rendemen yang lebih baik.

“Mudah-mudahan aplikasi di musim mendatang tetap terlaksana me­lalui kerjasama dengan Tim Satudtani. Ka­rena hasil gula yang kita peroleh sa­ngat besar artinya bagi pemerintah dalam mengejar sasaran swasemba­da gula di tahun 2009 nanti,” harap­nya.

Sebelum mengakhiri sambutan, Pak Jimmy memohon maaf bila pelayanan Peruashaan terhadap Tim Satudtani selama 6 bulan di GMP kurang memuaskan. ”Ka­mi juga mengucapkan selamat jalan, dan kembali ke pangkalan serta bertu­gas di kantornya masing-masing,” ucapnya.

Ia juga mengatakan, GMP masih akan terus mengandalkan Tim SUP untuk melaksanakan aplikasi ZPK pa­da musim-musim mendatang. Diharapkan komunikasi GMP dan Satudtani masih terjalin dengan manis, ma­sing-masing mempersiapkan se­cara lebih terperinci, termasuk kondisi pesawat dan perlengkapannya, pe­nyem­purnaan teknologi dan SDM di kedua belah pihak.

Lancar dan Aman

Sementara Letkol (P) Paminto me­­ra­sa bersyukur karena operasio­nal pekerjaan berat dan berisiko seki­tar 6 bulan itu berjalan dengan aman, selamat, dan lancar.
”Alhamdulillah, semua pekerjaan itu bisa berjalan de­ngan lancar dan selamat (zerro accident). Hal ini dapat terwujud berkat ker­jasama yang baik dari semua pihak baik secara langsung maupun tak lang­sung, serta disiplin dalam melak­sa­nakan standar operasional dan pro­sedur yang ketatm,” katanya.

Dari hasil evaluasi dan diskusi yang intensif selama penyemprotan berlangsung, masing-masing pihak telah merencanakan apa yang perlu dilakukan dan ditingkatkan untuk men­capai hasil yang lebih baik pada masa mendatang.

Dalam kesempatan ini Letkol (Pnb) Paminto menginformasikan kondisi pesawat. Menurut dia, kesiapan jam ter­bang engine pesawat Satudtani saat ini sudah sangat terbatas, bahkan da­pat dikatakan sudah mendekati tak layak pakai (critical point), sehingga ke­mungkinan hanya dapat melaksa­na­kan program penyemprotan hanya tahun depan saja.

“Kami selaku ope­rator pesawat di lapangan masih me­nunggu kebijakan pimpinan baik dari TNI AU maupun Departemen Perta­ni­an,” kata Letkol (Pnb) Paminto.

Letnan kolonel penerbangan yang biasa menjelajahi areal GMP de­ngan menyemprotkan ZPK itu meng­ungkapkan, perawatan overhoul engine, merupakan programnya sejak 2005.

Dan hal itu telah disepakati dan disetui pihak Gunung Madu. Namun hingga kini belum dapat terlaksana. Hal ini terkait dengan kebijakan antar­­pimpinan departemen pertanian yang berbeda yang mengakibatkan pelak­sanaan overhoul tertunda agak lama.

Pada syukuran ini, Pak Paminto juga mengungkapkan kebanggaan-nya sekaligus kepuasannya karena dapat menjalin kerjasama dengan se­luruh warga GMP.

Dari pengalaman Tim Satudtani bekerjasama dengan GMP mulai tahun 2003 hingga 2007 ini, telah ter­bangun suatu kerjasama tim yang se­makin solid dalam situasi yang sangat kondusif, sehingga dapat melaksanakan ope­rasi pener­bang­an dengan aman dan selamat ser­ta mampu mencapai zerro acci­den.

“Dari sisi penerbang-an tahun ini te­lah tercapai hasil produksi jam ter­bang tak kurang dari 395 jam, terdiri dari 944 kali pener-bangan dengan me­nyemprotkan 673.090 liter ZPK ser­ta luasan yang teraplikasi seluas 22.350 hektar,” ujar Letkol (Pnb) Panimto.

Pada kesempatan itu juga Tim Sa­tudtani akan fuul out kembali ke Home Base di Lanud Suryadarma Ka­lijati. “Untuk itu kami mohon pamit dan doa restu agar dapat tiba di tem­pat tujuan kami dengan aman, lancar dan selamat. Semoga... (sutanto)

Rabu, 10 Oktober 2007

Oknum Polisi Serang Pos Pol PP

KOTABUMI (Berita Nasional) : Berita anggota TNI menyerang markas polisi,itu sudah biasa. Tapi, kalau belasan oknum anggota polisi menyerang pos polisi pamong praja, ini jarang terjadi. Kasus ini terjadi di Kotabumi, Lampung Utara, Senin malam (8/10) sekitar pukul 23.00 WIB.
Belasan oknum anggota penegak hukum menyerbu pos Pol PP di Pemkab Lampung Utara. Akibatnya seorang polisi berpangkat bripda kena tusuk sangkur, dan satu anggota Pol PP babak belur.

Anggota polisi yang terluka dalam peristiwa memalukan itu adalah Bripda Reza. Ia kena tusuk sangkur di perut bagian kiri. Sampai hari Selasa (9/10), Resa masih terbaring di RSUAM Bandar Lampung. Sedangkan anggota Pol PP yang babak belur adalah Devi. Ia dirawat di RSU Ryacudu Kotabumi.

Peristiwa itu diduga dipicu keributan antara beberapa anggota polisi dan Satpol PP siang hari sebelumnya di Pemkab setempat. Keributan itu terjadi karena kesalahpahaman saat mereka mengatur antrean pemberian tali asih dari Pemkab kepada sejumlah elemen masyarakat.

Hari itu Pemkab Lampung Utara memberikan tali kasih kepada sejumlah elemen masyarakat setempat di aula Pemkab. Kegiatan itu dikawal aparat Satpol PP dan Polres Lampura. Saat itulah terjadi kesalahpahaman antar oknum berseragam itu. Dua anggota Polres Bripda Mark David dan Bripda Edo Miko A mengaku kena pukul sekelompok anggota Pol PP.

Sejumlah rekan Mark dan Edo yang berada di lokasi tidak terima atas perlakuan sejumlah oknum Satpol PP itu, sehingga terjadi cekcok mulut antaraparat. Mengatahui hal itu, pimpinan kedua belah pihak langsung mendamaikan, sehingga masalah tersebut dianggap selesai.

Diduga karena masih kecewa dan tidak terima atas kejadian siang itu, malam harinya, sekitar pukul 23.00, puluhan oknum anggota Polres Lampung Utara yang rata-rata berpangkat bripda berpakaian preman langsung mendatangi pos jaga Satpol PP di gerbang Pemkab Lampura. Saat itu terdapat 10-an anggota Pol. PP sedang piket.

Para oknum polisi berpakaian preman ini langsung menyerang dengan tangan kosong. Baku hantam pun tidak terhindari lagi. Akibatnya, Bripda Reza menderita luka tusuk dan Devi memar di kepala serta lecet di sejumlah tubuh pada peristiwa baku hantam massal yang terjadi sekitar setengah jam itu.

Setelah mengetahui rekan mereka di kedua belah pihak luka-luka, para oknum aparat ini secara mendadak mengakhiri perkelahian. Mereka kemudian membawa rekan masing-masing ke RSU Ryacudu Kotabumi.

Peristiwa itu sontak langsung membuat geger pimpinan kedua pihak. Polres Lampung Utara kemudian langsung mengamankan 29 orang oknum anggota yang diduga berasal dari satuan Samapta dan tiga di antaranya anggota Sat Intelkam Polres Lampura.

Mereka semuanya telah dibawa anggota Satuan Provos Polda Lampung guna menjalani proses pemeriksaan lebih lanjut atas kejadian tersebut, ujar Kanit Pelayanan Penegak Disiplin (P3D) Polres Lampura Iptu Trisnadi, ketika dikonfirmasi di Mapolres setempat, kemarin.

Sementara itu, Kapolres Lampung Utara AKBP Asby Mahyuza, ketika ditanya soal upaya menyelesaikan persoalan tersebut, menjelaskan pihaknya sudah berkoordinasi dengan jajaran Pemkab Lampung Utara. "Permasalahan ini bukan antarinstitusi, melainkan pribadi. Semua biaya pengobatan korban luka-luka ditanggung Pemkab. Kemudian para pelaku peristiwa itu akan diproses. Namun, sekali lagi tidak ada masalah lagi dalam ini. Anggota saya yang terlibat juga sedang diproses Provos Polda Lampung," ujar dia.

Senin, 08 Oktober 2007

Mengayun Langkah Ujudkan Impian


PAKUANRATU (Berita Nasional) Langkah menggapai impian memiliki pabrik sendiri kini telah diayun. Peletakan batu pertama pembangunan pabrik milik PT Pemukasakti Manisindah oleh Gubernur Lampung Sjahroeddin ZP, 6 September lalu, mengawali berdirinya sebuah pabrik gula di Kecamatan Pakuanratu, Kab. Way Kanan, Lampung.

Keberadaan PT PSMI ini akan membawa dampak positif bagi daerah ini dan masyarakatnya. Puluhan bahkan ratusan akan terserap sebagai tenaga kerja di perusahaan ini. Secara langsung roda perekonomian akan berputar dengan cepat, penghasilan penduduk pun akan meningkat.

Ini tak terlepas dari rencanan yang telah dirancang belasan tahun silam ketika cikal bakal PT PSMI yakni PT Teknik Umum didirikan dan membuka perkebunan tebu di daerah ini. Rencana pendirian PT PSMI terutama terinspirasi dari keberhasilan PT GMP yang sudah lebih dahulu membuktikan bahwa Lampung merupakan tempat yang cukup baik untuk pengembangan industri gula.

Pada awal berdiri pada tahun 1990, perusahaan bernama PT Teknik Umum, namun atas masukan dari para pemuka masyarakat dalam kaitannya dengan sejarah wilayah tempat pembangunan perkebunannya, maka diubah menjadi PT Pemukasakti Manisindah, disingkat PT PSMI.

Wilayah pencadangan lokasi yang disetujui oleh Gubernur adalah wilayah Kecamatan Pakuanratu dan sekitarnya dengan total luas 30.000 hektare. Dahulunya berada dalam wilayah administrative Kabupaten Lampung Utara, namun dengan terjadinya pemekaran wilayah, maka saat ini berada dalam wilayah Kabupaten Way Kanan.

Secara fisik, lokasi yang dicadangkan tidak sebaik lokasi perkebunan tebu yang sudah ada sebelumnya. Permukaan tanah PSMI lebih banyak bergelombang yang menyulitkan bagi operasional mesin-mesin pengolahan dengan tingkat kesuburan rendah yang membuat pihak perusahaan harus meningkatkan perlakuan dengan biaya yang agak tinggi.

Adanya berbagai kendala teknis, administrative dan infrastruktur, menyebabkan belum semua lahan dapat dikuasai dan ditanam. Luas minimal tanaman untuk sebuah pabrik gula yang efisien adalah antara 16.000 sampai 20.000 hektar, namun PSMI baru dapat menanam seluas 6.500 hektare termasuk sebagian diantaranya digunakan sebagai tanaman bibit. Hal inilah yang menjadi penyebab utama tertundanya rencana pendirian pabrik yang sangat diharapkan. Penggilingan tebu di pabrik gula lain (PG Bunga Mayang dan PT GMP) menjadi satu2nya pilihan yang sebenarnya sangat tidak efisien dan menimbulkan berbagai dampak sosial.

Dengan situasi usaha yang masih belum stabil, PT PSMI belum dapat meningkatkan produktivitas lahan yang mestinya bisa menyamai perkebunan tebu lainnya. Berbagai keterbatasan menyebabkan potensi lahan yang ada, belum dapat dimaksimalkan.

Meyakini bahwa kebutuhan gula nasional semakin meningkat, dan percaya akan dukungan yang akan diberikan oleh Pemerintah Provinsi Lampung maupun Kabupaten Way Kanan serta sudah cukup banyaknya tenaga kerja yang menggantungkan harapan terhadap perusahaan, maka manajemen PSMI berani mengambil langkah dengan membuat keputusan untuk tetap meneruskan usaha dengan membangun pabrik gula sendiri.

Pabrik yang akan dibangun diawali dengan kapasitas terkecil, yaitu 4.000 ton tebu giling per hari yang diharapkan dapat berkembang menjadi 6.000 atau 8.000 setelah adanya tambahan luas tanaman. Direncanakan pembangunan pabrik akan selesai dan mulai giling pada tahun 2009.

Sebagai salah satu tanggung jawab perusahaan dalam bidang Coorporate Social Responsibility, maka mulai tahun 2007 ini PSMI menawarkan program kemitraan tanaman tebu kepada masyarakat, program ini juga sekaligus diharapkan dapat memenuhi jumlah tebu yang akan digiling oleh pabrik. Sekitar 2.000-3.000 hektare lahan atas kepemilikan sekitar 1.000 penduduk telah dicatat sebagai potensi yang akan mengikuti program kemitraan.(amd)

Dengan beroperasinya pabrik gula PSMI pada tahun 2009 nanti, maka beberapa manfaat akan dapat diperoleh, yaitu:

Peningkatan produksi gula Lampung sekitar 40.000 sampai 50.000 ton
Peningkatan pendapatan negara dari sektor pajak (PPn, PPh, dll)
Peningkatan pendapatan masyarakat dari bagi hasil kemitraan
Peningkatan penyerapan tenaga kerja dari berbagai lapisan keahlian
Peningkatan kegiatan ekonomi di sekitar perkebunan, Way Kanan dan Lampung

Pengurus DPW PPP Lampung Dibekukan

BANDAR LAMPUNG (Berita Nasional) : Suasana politik di Lampung menyongsong pilgub 2009 nanti, sudah mulai memanas. Bahkan, suasana panas ini merembes masuk ke dalam tubuh partai. Setelah kepengurusan Partai Demokrat Lampung pimpinan Thomas Aris Riska yang dibekukan oleh Pengurus Pusat, kini giliran DPW PPP Lampung pimpinan Darwis Merawi.

Ketua DPP PPP Emron Pangkapi ditunjuk sebagai plt. Ketua DPW PPP Lampung, dan Wakil Sekjen DPP Rahman Yakub sebagai Plt. Sekretaris DPW. Keduanya mengemban tugas menyelenggarakan musyawarah wilayah luar biasa (Muswillub) dua bulan setelah penunjukan.

Keputusan itu diambil dalam rapat hari Jumat (5/10-07), di Jakarta. Rapat ini dihadiri 20 pengurus, termasuk Ketua Umum DPP PPP Surya Dharma Ali dan seluruh koordinator wilayah.

“Hasil rapat pengurus memutuskan membatalkan SK DPW Lampung dan sgera melaksanakan muswillub. Saat ini surat sedang dipersiapkan,” kata Sekjen DPP PPP Irgan Chairil Mahfidz.

Keputusan itu, katanya, diambil demi menjaga keutuhan dan kondisi partai tetap kondusif. Dia menjamin kondisi ini tidak akan mengganggu proses pilkada dan pilgub di Lampung, karena keputusan yang diambil adalah keputusan Pusat.

Dengan pembekuan itu, urusan Pilgub tidak lagi menjadi wewenang DPW dibawah kepemimpinan Darwis dan sekretarisnya Ariyanto Munawar.(*)

Sabtu, 06 Oktober 2007

TNI-AU Segera Bangun Pangkalan Radar di Saumlaki

Ambon (Berita Nusantara/ANTARA News) - TNI Angkatan Udara (AU) akan segera membangun pangkalan radar pengintai di Saumlaki, ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), mengingat sarana ini sangat dibutuhkan dan mendesak guna mengamankan kawasan pulau terluar yang ada di wilayah Indonesia Timur, terutama terhadap intervensi pihak luar.
"Pembangunan Radar pengintai di Saumlaki ini sudah sangat mendesak dan akan segera dilakukan," ujar Danlanud Pattimura Ambon, Kol (Pnb) Agus Munandar, seusai perayaan HUT TNI, di Ambon, Jumat.
Ia mengakui, survei dan penentuan lokasinya sudah selesai dilakukan dan telah dilaporkan ke pimpinan TNI-AU dan dalam waktu dekat ini akan segera dibangun.Khusus di wilayah Indonesia Timur selama ini hanya terdapat satu radar, yakni di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), sedangkan Pangkalan Udara Pattimura di Desa Laha, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, selama ini hanya merupakan pendukung operasi.Selain di Saumlaki, radar pengintai juga akan dibangun di Merauke, Irian Jaya Barat.
Ia mengakui, secara kasat mata sulit mendeteksi masuknya pesawat asing, terutama yang sudah memiliki teknologi canggih karena Lanud belum sepenuhnya didukung sarana memadai terutama radar pengintai.
Berbagai kemungkinan, katanya, bisa saja terjadi, sehingga perlu langkah-langkah antisipasi termasuk penambahan sarana pendukung berupa radar pengintai.
"Selama ini kita menggunakan radar yang berada di Kupang dan jika ada pesawat yang terbangnya rendah dan tidak sesuai dengan jadwal terbang yang ada maka akan segera terdeteksi oleh radarnya," ujarnya seraya menambahkan selama ini kondisinya masih normal.(*)

Jumat, 05 Oktober 2007

45 Paket Proyek PU Menyalahi Peraturan

BLAMBANGAN UMPU (Berita Nasional) : Sebanyak 45 paket proyek Dinas PU dan Pertambangan Kabupaten Way Kanan dituding menyalahi peraturan. Proyek yang dibebankan pada anggaran APBD Perubahan itu, belum disetuji dan disahkan dalam paripurna Dewan.

Melihat telah seminggu dibukanya pendaftaran 45 paket proyek tersebut, anggota Dewan pun bereaksi. Mereka mengkritisi. Ketua Fraksi Gabungan Hamsah Aska, Kamis (4/10), menyayangkan hal itu bisa terjadi, apalagi ternyata pendaftaran itu berdasarkan nota rekomendasi persetujuan pimpinan Dewan.

Ini sangat aneh, jelas-jelas melanggar peraturan. Dana seluruh anggaran perubahannya saja belum disetujui untuk disahkan, tapi mengapa pendaftaran proyeknya sudah dibuka, ujarnya.

Jika sudah dilakukan inisiatif demikian, kata dia, untuk apalagi dilakukan sidan gparipurna pengesahan APBD Perubahan, karena itu hanya formalitas dan membuang waktu dan energi anggota Dewan saja, katanya.

Keppres No.80/2005 menyebutkan program dan proyek dapat dilaksanakan jika keadaan darurat dan mendsak. Seperti terjadi bencana alam, banjir, dan gempa serta musibah lainnya. Ini justru terkesan buru-buru dilakukan pendaftaran proyek. Sesuatu kegiatan yang diburu-buru tidak akan berhasil sempurna, kata dia.

Tidak hanya itu, anggota Fraksi PDI Perjuangan Edi Rusdiyanto menemukan adanya pelaksanaan program proyek sudah selesai berjalan. Dana anggaran sudah digunakan sudah habis terpakai, tetapi pos mata anggaran itu baru dimasukkan dan dilakukan pembahasan pada anggaran APBD Perubahan.(*)

Senin, 01 Oktober 2007

Nelayan Diminta Ikut Jaga Lingkungan

BANDAR LAMPUNG (Berita Nasional): Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Provinsi Lampung Untung Sugiyatno mengingatkan para nelayan di Teluk Lampung agar ikut menjaga lingkungan dengan tidak membuang bangkai ikan kerapu yang terkena virus ke laut.
"Kami sedang terus memantau perkembangan adanya laporan ikan kerapu budidaya nelayan di Lampung Selatan ada yang mati terserang virus," kata Untung Sugiyatno, di Bandar Lampung, Minggu (30-9).
"Dugaan virus tersebut muncul karena perubahan iklim. Sebab, semestinya kemarau total, tapi ada hujan sehingga ada perbedaan suhu yang membuat virus tersebut tumbuh," ujar Untung Sugiyatno.
Dugaan kedua adalah karena para petambak melakukan pembudidayaan atau pembesaran kelebihan (over) populasi, sehingga kepadatan itu bisa membuat ruang gerak ikan menjadi makin terbatasi.
Akibat serangan virus, ikan mengalami gangguan pada mata dan luka di bagian kulit, dan jalannya "oleng" serta bergerak miring-miring, jika tidak segera ditangani akan mati.
Menurut dia, guna mencegah berlanjut dan meluasnya serangan penyakit itu, para nelayan agar benar-benar memperhatikan teknik budi daya, lalu memperhatikan kebersihan lingkungan.
"Ikan kerapu termasuk sensitif terhadap kerusakan lingkungan, jadi kalau airnya tercemar maka akan menimbulkan banyak gangguan," katanya. Apalagi, kata Untung lagi, jika bangkai ikan yang mati terserang virus tadi dibuang ke air di sekitarnya akan bisa mempercepat penularan penyakit.
"Air yang kotor termasuk kontaminan yang bisa mempercepat penularan penyakit. Karena itu, jika ada ikan yang mati, bangkainya harus cepat diambil dan dibuang di tempat lain yang lebih aman," katanya.
Produksi ikan kerapu di Lampung per tahun mencapai 150 ribu ton, dengan harga mencapai Rp350 ribu sampai dengan Rp400 ribu per kilogram.
Sedangkan nelayan yang membesarkan ikan kerapu tersebar di sejumlah tempat di perairan Lampung. Namun ada juga pengusaha besar yang membuat keramba dengan mempekerjakan warga sekitar pantai.
Sementara petambak udang di Tanjung Putus pun meraup keuntungan karena dalam satu hektare bisa memanen 40 ton.
Prospek ikan kerapu dan udang di Lampung masih sangat bagus karena produksi di Indonesia baru tujuh persen dari konsumsi dunia dan saat ini tertinggi produksinya di Thailand.(*)

Penambang Emas Tewas Kehabisan Oksigen

BANDAR LAMPUNG (Berita Nasional) : Tiga pekerja tambang yang dikelola Koperasi Tambang Rakyat (KTR) di Pekon Putihdoh, Kecamatan Cukuh Balak, Tanggamus, tewas kehabisan oksigen, Sabtu (29-9) siang, sekitar pukul 11.30.

Para korban saat itu tengah bekerja di lubang yang berkedalaman sekitar 100 meter. Mereka ditemukan dalam keadaan lemas karena kehabisan oksigen. Para korban adalah Zidham (30), Nurul Wapi (23), dan Buzari (25), ketiganya warga Pekon Putihdoh.

Ketiga korban masuk ke lubang tersebut berempat dengan Ilham (25), tetapi Ihlam sempat keluar tak lama setelah mereka masuk. Ilham mengabarkan kepada pekerja lain di atas bahwa ketiga rekannya jatuh lemas.

Atas informasi itu beberapa pekerja membawa kain sarung masuk ke lubang itu mengeluarkan ketiga korban. Ternyata ketiganya sudah tewas.

Kasus itu dilaporkan kepada aparat kepolisian setempat. Warga bersama polisi kemudian membawa janazah warga Pekon Putihdoh tersebut ke puskesmas setempat untuk diperiksa.

Sarbini, seorang tokoh masyarakat, mengatakan, sejak tiga bulan lalu, di kawasan itu memang tidak pernah turun hujan. Ketiga korban berada di tempat itu karena memang ingin bekerja, tetapi belum diketahui apakah saat memasuki lubang yang dalam mereka menggunakan oksigen untuk bantuan pernapasan.

Sementara itu, Zuljai, pemilik areal tambang tersebut, mengatakan keempat orang itu bukan pekerja di tambang emas tersebut. Dia mengakui bahwa Ilham adalah keponakannya. Menurut Zuljai, lubang yang diperkirakan berkedalaman sekitar 100 meter tersebut sudah dua bulan ditinggalkan penambang. Mereka menggali lubang di tempat lain.

Dia mengaku tidak tahu mengapa empat orang tersebut, tiba-tiba berada di sana.(*)

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Foto-Foto