Selasa, 29 November 2011

Dari Baris-berbaris sampai Pengetahuan Intelijen



Satuan pengamanan (Satpam) PT. Gunung Madu Plantations mendapat tambahan tenaga baru, muda, dan segar sejumlah 54 orang. Saat ini mereka masih berstatus calon anggota satpam, karena harus melalui beberapa tahap lagi baru bisa menjadi satpam Gunung Madu.

Mereka sudah melewati tahapan-tahapan seleksi yang ketat. Mereka merupakan hasil saringan dari 600 lebih pelamar. Tes-tes fisik, kesehatan (2 tahap), pengetahuan umum, dan psychotes sudah mereka lalui. Saat ini mereka tengah menjalani pra-pendidikan di SPN Kemiling.

Pada awal November lalu, selama tiga hari penuh (dari 3 s/d 5 November), para calon satpam itu mendapat pembekalan dari pimpinan satpam GMP. Acaranya berlangsung di gedung LSTC (Lampung Sugar Training Centre).

Acara yang sedianya akan dibuka oleh Kadep SBF Ir.H. Gunamarwan atau Kadiv HRGS Ir.H. Dwi Witrianto, akhirnya dibuka oleh Kepala Satpam Kombes Pol.(Pur) Almer Hutajulu. “Pak Guna dan Pak Wiwit berhalangan hadir karena ada tugas lain,” kata Wakil Ka.Satpam AKBP (Pur) Prayitno kepada penulis.

Ka. Satpam Almer Hutajulu berpesan kepada para calon satpam agar mereka mengikuti setiap materi pembelajaran dengan serius, tekun dan penuh disiplin. Ia menekankan pentingnya disiplin bagi anggota satpam. Pembekalan dari kepala satpam itu berlangsung kurang lebih setengah jam, kemudian istirahat coffee break.

Pada hari pertama pembekalan itu yang tampil sebagai pemateri adalah Waka Satpam Prayitno. Pak Prayit menyampaikan pembekalan tentang eksistensi satpam di PT. Gunung Madu Plantations. “Kalian harus mengerti tugas dan kewajiban sebagai anggota satpam. Kalian bertugas menjaga keamanan asset perusahaan dan keselamatan pimpinan perusahaan,” kata Pak Prayit.

Pak Prayit menekankan lagi kepada calon-calon anakbuahnya itu agar tahu dan mengenal siapa-siapa yang harus dihormati di perusahaan ini. Sebelumnya Pak Almer juga telah memperkenalkan nama-nama pimpinan perusahaan, mulai dari Indra Rukmana hingga para kepala divisi.

Ditekankan lagi oleh Pak Prayit bahwa mereka para calon anggota satpam adalah calon karyawan dengan tingkatan paling rendah di perusahaan ini. “Ini perlu ditekankan agar mereka tidak sok-sokan,” kata Pak Prayit.

Setelah sesi Pak Prayit selanjutnya pembekalan disampaikan oleh Mugiyanto (Kanit Satpam Divisi I). Mugiyanto menyampaikan materi tentang olah TKP. TKP adalah, tempat suatu perkara dilakukan/terjadi/akibat yang ditimbulkan, tempat lain ditemukan barang bukti/korban yang berhubungan dengan TP (tempat perkara).

Penanganan pertama: ketika terjadi sebuah peristiwa yang diduga adalah tindak pidana, maka penyelidik atau penyidik melakukan tindakan berupa: tindakan pertama di TKP, crime scene processing.

Usai penyampaian materi tentang TKP oleh Pak Mugiyanto acara bergeser ke sesi istirahat (Ishoma). Siang itu, jajaran karyawan dapur LSTC menyiapkan menu istimewa bagi para calon satpam. Sop ayam dan rendang daging.

Pada sesi berikutnya setelah jam istirahat adalah penyampaian materi tentang penyelidikan dan penyidikan. Materi ini disampaikan oleh Kanit Resintel Satpam PT GMP, Suyitno.
Pengertian penyelidikan, kata Suyitno, adalah suatu tindakan untuk mencari tahu apakah suatu peristiwa/kasus akibat suatu tindak pidana atau bukan.

Beberapa jalur diketahuinya suatu tindak pidana, atas dasar laporan dari masyarakat atau dari seseorang bahwa semua anggota masyarakat dapat melakukan laporan kepada aparat penegak hukum. 

Pada hari kedua Agus Putu mendapat kesempatan menyampaikan materi tentang pengetahuan dasar intelijen. Teori-teori tentang intelijen disampaikan secara lisan oleh Agus Putu kepada para calon satpam GMP. “Anggota satpam harus mengerti ilmu intelijen, karena tugas satpam berkaitan dengan keamanan,” kata Agus Putu.

Sepanjang pembekalan di LSTC tersebut, Kanit Ops Satpam, Harsono menjadi pembimbing utama para calon satpam. Pak Harsono memimpin mereka berolahraga setiap pagi dan petang. Sedangkan Pak Syafei Gumai (Kanit Patrol) dan Edi Dharma (Provoost) memimpin apel pagi dan membina disiplin.

Jumat, 25 November 2011

Tumpeng untuk Karyawan Paling Senior

Acara syukuran tutup tebang dan giling ke-34 PT. Gunung Madu Plantations di Departemen SBF seperti biasa berlangsung di Public Centre, dihadiri seluruh staf dan karyawan SBF, YPGMP, dan KGM. Karyawan paling senior di Departemen SBF, Wasiman, NIP 0211, mendapat kehormatan menerima potongan nasi tumpeng dari Kadep SBF Ir.H. Gunamarwan.
“Saya berikan potongan tumpeng ini kepada senior kami, Bapak Wasiman. Beliau ini masuk ke PT. Gunung Madu Plantations tahun 1976,” kata Pak Guna seraya memanggil yang bersangkutan agar maju ke depan untuk menerima tumpeng.
Dulu, ketika PT. Gunung Madu Plantations baru berdiri, ada ungkapan bahwa siapa yang bisa bertahan 10 tahun bekerja di sini, dia dikatakan orang gila. Tapi kalau sudah duapuluh tahun berarti sudah waras kembali.
“Pak Wasiman ini sudah 36 tahun menjadi karyawan Gunung Madu, berarti beliau sudah sangat waras,” kata Pak Guna yang disambut tepuk tangan dan tawa meriah para hadirin. Meskipun tutup giling tahun ini dalam suasana prihatin karena produksi tidak mencapai target, namun para karyawan SBF masih bisa tertawa terbawa oleh kelakar Pak Guna.
Seperti biasa syukuran di SBF selalu dihadiri General Manager PT. GMP H.M. Jimmy Mahshun. Petinggi SBF yang hadir Kadiv HRGS Ir.H. Dwi Witrianto, Kasubdiv Health Centre dr. Evi Maiselma, Kasubdiv Accounting Haryono Indra, SE., dan Kabag Personel Ir.H. Poniasih.
Kepada para karyawan Pak Guna mengatakan, meskipun produksi gula dalam tiga tahun terakhir tidak mencapai target, semangat kerja harus tetap tinggi. Pak Guna mengajak seluruh staf dan karyawan untuk berpegang pada Nilai Inti Perusahaan.
Pak Guna juga menyampaikan kepada para karyawan yang mengambil kredit perumahan di Tanjungsenang dan Seputihjaya bahwa cicilan yang diambil dari jasa produksi setinggi-tingginya sebesar jasa produksi yang diterima tahun ini. Pengumuman Pak Guna tersebut spontan mendapat sambutan tepuk tangan dari staf dan karyawan. Dengan ketentuan tersebut mereka yang mengambil kredit perumahan tidak menombok.
H. Muksin Sugito, yang mengambil rumah di Seputihjaya, usai membaca doa, secara khusus menyampaikan terimakasih kepada pimpinan perusahaan yang telah memberikan kebijakasanaannya.
Divisi II Peringkat IV
Syukuran tutup tebang dan giling ke-34 Divisi II berlangsung sederhana namun penuh makna. Syukuran dihadiri Kadep Plantations Sutarto, Kadiv II Kridoyono, jajaran staf dan karyawan.
Dalam sambutan, Kadiv II Kridoyono memaparkan hasil tanam yang telah dilakukan. Pada musim tebang dan giling 34, Divisi II hanya mampu menghasilkan produksi tebu sebesar 73,46 ton per hektare, meleset dari target yang ditentukan sebesar 86,09 ton per hektare.
Dari tujuh divisi, Divisi II berada pada peringkat IV, di bawah Divisi V yang berhasil bertengger di peringkat I. Kemudian menyusul Divisi IV di peringkat II, Divisi I di peringkat III, Divisi VII di peringkat V, Divisi VI di peringkat VI dan Divisi III di peringkat VII.
Lebih lanjut Pak Krido menguraikan, TCH (Ton Cane per-Hektar – Ton Tebu –per hektar) Divisi II tahun 2011 mengalami penurunan dari 84,98 ton pada 2010, menjadi 73,46 ton pada 2011. “Terjadi penurunan sebesar 11,52 ton,” katanya. Melihat kenyataan ini, orang nomor satu Divisi II tersebut meminta para staf dan karyawan mencari solusi atas masalah tersebut untuk memerbaiki TCH dan kualitas pada musim tebang tahun depan.
Sementara dalam sambutan, Kadep Plantations Sutarto menandaskan para karyawan jangan larut dalam duka karena ke depan masih banyak kesempatan untuk berhasil. Dia mengharap para karyawan meningkatkan irama kerja pada musim giling tahun depan.
Peningkatan etos kerja untuk meningkatkan hasil tanam dan mempertahankan kualitas gula produksi GMP di level nasional. “Di mata nasional, kualitas gula kita nomor satu. Ini harus dipertahankan pada tahun-tahun mendatang.”
Syukuran Divisi II juga diisi santap tumpeng nasi kuning berjemaah. Diawali pemotongan tumpeng oleh Pak Sutarto untuk diberikan kepada Sunardi (purnakaryawan). Selanjutnya, delapan gunungan tumpeng disantap bersama

Rabu, 02 November 2011

Menu Istimewa Guest House GMP

Ingin tahu seberapa penting tamu yang datang ke PT. Gunung Madu Plantations? Silahkan lihat di Guest House. Jika karyawan di Guest House sibuk menyiapkan santapan istimewa berarti yang datang adalah orang penting. Menu istimewa guest house Gunung Madu adalah sop buntut sapi. Menu ini hanya disajikan jika ada permintaan khusus atau saat Perusahaan kedatangan tamu penting.

“Sop buntut itu kesukaan Pak Guna (Ir. Gunamarwan – Kepala Departemen Services, Bisnis & Finance). Kalau ada acara perusahaan di Guest House beliau sering minta dibuatkan,” kata Irwanda, mandor Guest House. Selain disuguhkan bila ada tamu VIP, menu andalan Guest House ini hanya dibuat berdasarkan pesanan.

Bagi yang pernah mencicipi sop buntut Guest House ini bisa membedakan dengan sop buntut di tempat lain. Sop buntut Guest House terasa lebih nikmat, kuahnya pekat dan agak kental. Kuah itu bila menyentuh lidah akan terasa perpaduan bumbu-bumbunya, yang membuat kita ingin menghirup sampai habis.

Selain sop buntut sapi, guest house punya sajian istimewa lainnya, tetapi yang ini tersedia setiap saat, yakni kopi hitam. Racikan kopi hitam guest house Gunung Madu ini sudah terkenal nikmat, sekali mencoba dijamin ketagihan. Kopinya kental tetapi tidak pahit, parpaduan rasa kopi dan gulanya serasi. Aroma kopi pun cukup menyengat. Kopinya terasa lebih nikmat bila diminum hangat-hangat.

Lebih istimewa lagi kopi seduhan Guest House ini tidak membuat perut menjadi kembung. Sebenarnya kopi yang disajikan dari bubuk kopi biasa yang banyak dijual di warung. Tetapi yang membuat rasanya lebih nikmat adalah cara menyeduhnya.

“Ada cara khusus meramu kopi supaya nikmat,” kata Ngadino, karyawan guest house. Cara menyeduh di sini tidak seperti pada umumnya orang menyeduh kopi. Biasanya orang menyeduh kopi dengan cara menyiramkan air mendidih ke bubuk kopi dan gula kemudian diaduk rata.

“Di Guest House tidak seperti itu. Cara menyeduh kopi agar nikmat kami dapat dari orang Malaysia,” kata Maryanto, yang pernah tugas di guest house. Rahasia menyeduh kopi ini tidak mereka buka kepada umum. “Biarlah ini menjadi ciri khas Guest House,” tambah Maryanto.

Tidak banyak orang Gunung Madu yang pernah mencicipi makanan di Guest House. Tempat ini tersedia hanya untuk acara-acara khusus perusahaan dan tamu-tamu penting perusahaan. Dan, hanya sedikit pula orang yang tahu aktivitas di balik dinding dapur Guest House. Di sini dari pagi hingga petang tak sepi dari aktivitas memasak dan meracik bumbu.

Ada empat perempuan dan 8 laki-laki termasuk seorang mandor yang sehari-hari mengisi kegiatan di guest house. Mereka inilah yang mengurusi makanan tamu-tamu penting atau orang penting Perusahaan yang beracara di Guest House. Tugas pengendalian ditangani mandor, yakni Irwanda dibantu admin Bu Tutik.

Tugas menyusun menu dan masak ditangani Bu Aisyah, Ismiyati, dan Kasmini; Pramusaji oleh Ngadino dan Hartoyo; tugas-tugas diluar pramusaji dan memasak ditangani Ngadiran, Tholib, Rudini, Iman, dan Ali Ramli.

Di dapur para wanita bekerja dengan kompak. Tidak ada pembagian tugas secara khusus soal siapa memasak apa. Semua dikerjakan bersama-sama mulai mengiris bumbu sampai mencicipi makanan. Meskipun demikian ada seorang yang menjadi andalan, yakni Bu Aisyah. Dia karyawati yang paling lama bertugas di Guest House dan sudah mahir menentukan rasa masakan.

Walaupun Guest Houes diberi kebebasan menentukan menu untuk para tamu, kalau ada acara atau tamu tertentu mereka tetap berkonsultasi kepada Kabag C&F Iwan Kurniawan. “Pak Iwan kemudian menentukan menu apa yang harus disajikan,” kata Irwanda.

Lantas bagaimana jika ada tamu orang asing? Menurut Irwanda orang asing yang jadi tamu di sini biasanya menyesuaikan saja menu yang ada. Tidak ada permintaan khusus. Kalau seandainya ada permintaan menu khusus mereka tentu saja siap melayani.

Pelayanan kepada tamu dilakukan sebaik mungkin mulai dari tata menu sampai “toto dhahar”. Meja makan misalnya, ditata sedemikian rupa dengan standar resturan terkemuka. Tisu terlipat dengan rapi di tempatnya, letak sendok dan garpu, gelas dan piring mengikuti standar hotel.

Selain makanan dan minumannya yang enak, keramah-tamahan petugasnya pun membuat nyaman kita yang bertamu di Gues House. Mereka senantiasa sopan dan menampakkan wajah cerah ketika berhadapan dengan tamu.

Tampaknya itulah standar baku yang diterapkan meskipun diantara mereka tidak ada yang lulusan sekolah perhotelan. Sistem belajar di Guest Houes ini, kata Maryanto, dilakukan dengan cara “ketok tular”. Yang senior mengajari yunior baik dengan contoh maupun dengan tuntunan.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Foto-Foto