Jalur Maut Lintas Sumatera
Berita tentang korban kecelakaan lalulintas di jalur lintas Trans
Sumatera bukan lagi hal aneh. Hampir tiap hari kecelakaan lalulintas
yang menelan korban jiwa terjadi di ruas jalan yang membentang dari
Bakauheni Lampung hingga ke Aceh itu.
Korban kecelakaan pada umumnya para pengendara sepeda motor, warung atau rumah di tepi jalan, bahkan pejalan kaki. Jumlah tertinggi adalah pengendara sepeda motor.
Yang menyedihkan adalah kejadian tabrak lari. Pelakunya biasanya pengendara kendaraan roda empat, dan korbannya pengendara sepeda motor. Korbannya ditinggalkan tergeletak begitu saja di jalan, sementara pelaku tancap gas.
Beberapa pekan lalu, seorang pelajar SMKN I Terusan Nunyai, Lampung Tengah, menjadi korban tabrak lari di ruas Jalan Lintas Timur Bandarjaya - Menggala. Peristiwa itu terjadi tengah hari ketika korban pulang sekolah mengendarai sepeda motor dari Kampung Gunungbatin Udik ke Kampung Gunungagung, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah.
Korban memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi dan berusaha mendahului sebuah truk fuso di depannya. Dalam waktu bersamaan dari arah berlawanan meluncur sebuah kijang - juga dengan kecepatan tinggi. Pengendara sepeda motor bernama Hasan itu tak dapat menghindar, dia diserempet kijang, lalu terpental bergulingan di jalan. Akibatnya cukup tragis, jari telunjuk kanannya putus dan luka memenuhi sekujur tubuh dan lengan kiri-kanan.
Tanpa mempedulikan korban yang terkapar di jalan pengendara kijang langsung tancap gas menuju arah Menggala, Kabupaten Tulangbawang. Untung ada orang berbaik hati menolong Hasan dan membawanya ke Puskesmas Bandaragung untuk menerima pertolongan pertama.
Keesokan harinya ayah si Hasan bernama Pak Udin mengalami hal serupa, tetapi di tempat beda meskipun sama-sama di jalan lintas sumatera. Ketika hendak pulang ke rumah setelah mengurus anaknya di Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek Bandar Lampung, Pak Udin diserempet orang tak dikenal di Hajimena, Natar, Kabupaten Lampung Selatan.
Akibat peristiwa itu, sepeda motor dinas pelat merah yang dikendarainya rusak parah, sementara Pak Udin luka-luka di kaki. Dia mengaku diserempet mobil dari belakang. Mobil yang menyerempet pun melarikan diri.
“Yang saya sedihkan warga sekitar yang melihat kejadian itu, tidak tergerak membantu,” kata Pak Udin. Warga hanya melihat dari rumah masing-masing, tambahnya.
“Terdapat 29 titik rawan kecelakaan di Lampung yang juga merupakan jalan lintas Sumatera,” kata Kepala Biro Operasi Polda Lampung, Kombes Rahyono di Bandarlampung, Jumat (5/8).
Titik-titik rawan kecelakan lalu lintas itu, yakni wilayah Kabupaten Waykanan di Desa Negeri Baru, tepatnya kilometer 198-199, kemudian di Kabupaten Lampung Utara kilometer 140-142 Abung Barat, Abung Selatan (Km 122-124), Blambangan Pasir (Km 94-95) dan Gunung Panggung (Km 54-56).
Kemudian, Kabupaten Lampung Barat di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) kilometer 86, Marang Pesisir (Km 23) dan Bengkunat (Km 87).
Selanjutnya, Kabupaten Tanggamus sekitar Gisting (Km 77-78), Tanjung Pugung (Km 62-64), Gading Rejo (Km 33-35) dan Pagelaran (Km 44-51), di Bandarlampung Jl Antasari, Jl Sultan Agung, Jl Yos Sudarso dan Jl Soekarno-Hatta.
Untuk Kabupaten Tulangbawang, kawasan rawan kecelakaan terdapat di Simpang Mesuji (Km 180), Menggala Timur (Km 128-132), sedangkan daerah rawan kecelakaan di Kabupaten Lampung Timur, yakni Way Bungur (Km 95), Mataram Baru (Km 105) dan Labuhan Ratu (Km 135).
Kabupaten Lampung Tengah, yakni Gunung Sugih (Km 88-89), Terbanggi Besar (Km 57-59) dan Panggungan (Km 54-56).
Sementara itu, di Kabupaten Lampung Selatan, titik rawan kecelakaan, yakni di Jl A Yani Gedung Tataan, Rangai Tarahan (Km 16-17), Wayharong Kalianda (Km 50-51) dan Bakauheni (Km 81-81).
Di Lampung terdapat empat ruas jalur lintas Trans Sumatera, yakni: Lintas Timur (menghubungakan Terbanggibesar Lampung Tengah - Palembang - Jambi dst), Lintas Tengah (Terbanggibesar Lampung Tengah - Martapura Sumsel - Baturaja - Muaraenim - Lahat), Lintas Barat (kabupaten Tanggamus Lampung - Krui Lampung Barat - Bengkulu) melintasi Pantai Barat Pulau Sumatera, terakhir Lintas Pantai Timur (Bakauheni - Menggala).
Korban kecelakaan pada umumnya para pengendara sepeda motor, warung atau rumah di tepi jalan, bahkan pejalan kaki. Jumlah tertinggi adalah pengendara sepeda motor.
Yang menyedihkan adalah kejadian tabrak lari. Pelakunya biasanya pengendara kendaraan roda empat, dan korbannya pengendara sepeda motor. Korbannya ditinggalkan tergeletak begitu saja di jalan, sementara pelaku tancap gas.
Beberapa pekan lalu, seorang pelajar SMKN I Terusan Nunyai, Lampung Tengah, menjadi korban tabrak lari di ruas Jalan Lintas Timur Bandarjaya - Menggala. Peristiwa itu terjadi tengah hari ketika korban pulang sekolah mengendarai sepeda motor dari Kampung Gunungbatin Udik ke Kampung Gunungagung, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah.
Korban memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi dan berusaha mendahului sebuah truk fuso di depannya. Dalam waktu bersamaan dari arah berlawanan meluncur sebuah kijang - juga dengan kecepatan tinggi. Pengendara sepeda motor bernama Hasan itu tak dapat menghindar, dia diserempet kijang, lalu terpental bergulingan di jalan. Akibatnya cukup tragis, jari telunjuk kanannya putus dan luka memenuhi sekujur tubuh dan lengan kiri-kanan.
Tanpa mempedulikan korban yang terkapar di jalan pengendara kijang langsung tancap gas menuju arah Menggala, Kabupaten Tulangbawang. Untung ada orang berbaik hati menolong Hasan dan membawanya ke Puskesmas Bandaragung untuk menerima pertolongan pertama.
Keesokan harinya ayah si Hasan bernama Pak Udin mengalami hal serupa, tetapi di tempat beda meskipun sama-sama di jalan lintas sumatera. Ketika hendak pulang ke rumah setelah mengurus anaknya di Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek Bandar Lampung, Pak Udin diserempet orang tak dikenal di Hajimena, Natar, Kabupaten Lampung Selatan.
Akibat peristiwa itu, sepeda motor dinas pelat merah yang dikendarainya rusak parah, sementara Pak Udin luka-luka di kaki. Dia mengaku diserempet mobil dari belakang. Mobil yang menyerempet pun melarikan diri.
“Yang saya sedihkan warga sekitar yang melihat kejadian itu, tidak tergerak membantu,” kata Pak Udin. Warga hanya melihat dari rumah masing-masing, tambahnya.
“Terdapat 29 titik rawan kecelakaan di Lampung yang juga merupakan jalan lintas Sumatera,” kata Kepala Biro Operasi Polda Lampung, Kombes Rahyono di Bandarlampung, Jumat (5/8).
Titik-titik rawan kecelakan lalu lintas itu, yakni wilayah Kabupaten Waykanan di Desa Negeri Baru, tepatnya kilometer 198-199, kemudian di Kabupaten Lampung Utara kilometer 140-142 Abung Barat, Abung Selatan (Km 122-124), Blambangan Pasir (Km 94-95) dan Gunung Panggung (Km 54-56).
Kemudian, Kabupaten Lampung Barat di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) kilometer 86, Marang Pesisir (Km 23) dan Bengkunat (Km 87).
Selanjutnya, Kabupaten Tanggamus sekitar Gisting (Km 77-78), Tanjung Pugung (Km 62-64), Gading Rejo (Km 33-35) dan Pagelaran (Km 44-51), di Bandarlampung Jl Antasari, Jl Sultan Agung, Jl Yos Sudarso dan Jl Soekarno-Hatta.
Untuk Kabupaten Tulangbawang, kawasan rawan kecelakaan terdapat di Simpang Mesuji (Km 180), Menggala Timur (Km 128-132), sedangkan daerah rawan kecelakaan di Kabupaten Lampung Timur, yakni Way Bungur (Km 95), Mataram Baru (Km 105) dan Labuhan Ratu (Km 135).
Kabupaten Lampung Tengah, yakni Gunung Sugih (Km 88-89), Terbanggi Besar (Km 57-59) dan Panggungan (Km 54-56).
Sementara itu, di Kabupaten Lampung Selatan, titik rawan kecelakaan, yakni di Jl A Yani Gedung Tataan, Rangai Tarahan (Km 16-17), Wayharong Kalianda (Km 50-51) dan Bakauheni (Km 81-81).
Di Lampung terdapat empat ruas jalur lintas Trans Sumatera, yakni: Lintas Timur (menghubungakan Terbanggibesar Lampung Tengah - Palembang - Jambi dst), Lintas Tengah (Terbanggibesar Lampung Tengah - Martapura Sumsel - Baturaja - Muaraenim - Lahat), Lintas Barat (kabupaten Tanggamus Lampung - Krui Lampung Barat - Bengkulu) melintasi Pantai Barat Pulau Sumatera, terakhir Lintas Pantai Timur (Bakauheni - Menggala).