Menu Istimewa Guest House GMP
Ingin tahu seberapa penting tamu yang datang ke PT.
Gunung Madu Plantations? Silahkan lihat di Guest House. Jika karyawan
di Guest House sibuk menyiapkan santapan istimewa berarti yang datang
adalah orang penting. Menu istimewa guest house Gunung Madu adalah sop
buntut sapi. Menu ini hanya disajikan jika ada permintaan khusus atau
saat Perusahaan kedatangan tamu penting.
“Sop buntut itu kesukaan Pak Guna (Ir. Gunamarwan –
Kepala Departemen Services, Bisnis & Finance). Kalau ada acara
perusahaan di Guest House beliau sering minta dibuatkan,” kata Irwanda,
mandor Guest House. Selain disuguhkan bila ada tamu VIP, menu andalan
Guest House ini hanya dibuat berdasarkan pesanan.
Bagi yang pernah mencicipi sop buntut Guest House
ini bisa membedakan dengan sop buntut di tempat lain. Sop buntut Guest
House terasa lebih nikmat, kuahnya pekat dan agak kental. Kuah itu bila
menyentuh lidah akan terasa perpaduan bumbu-bumbunya, yang membuat kita
ingin menghirup sampai habis.
Selain sop buntut sapi, guest house punya sajian
istimewa lainnya, tetapi yang ini tersedia setiap saat, yakni kopi
hitam. Racikan kopi hitam guest house Gunung Madu ini sudah terkenal
nikmat, sekali mencoba dijamin ketagihan. Kopinya kental tetapi tidak
pahit, parpaduan rasa kopi dan gulanya serasi. Aroma kopi pun cukup
menyengat. Kopinya terasa lebih nikmat bila diminum hangat-hangat.
Lebih istimewa lagi kopi seduhan Guest House ini
tidak membuat perut menjadi kembung. Sebenarnya kopi yang disajikan dari
bubuk kopi biasa yang banyak dijual di warung. Tetapi yang membuat
rasanya lebih nikmat adalah cara menyeduhnya.
“Ada cara khusus meramu kopi supaya nikmat,” kata
Ngadino, karyawan guest house. Cara menyeduh di sini tidak seperti pada
umumnya orang menyeduh kopi. Biasanya orang menyeduh kopi dengan cara
menyiramkan air mendidih ke bubuk kopi dan gula kemudian diaduk rata.
“Di Guest House tidak seperti itu. Cara menyeduh
kopi agar nikmat kami dapat dari orang Malaysia,” kata Maryanto, yang
pernah tugas di guest house. Rahasia menyeduh kopi ini tidak mereka buka kepada umum. “Biarlah ini menjadi ciri khas Guest House,” tambah Maryanto.
Tidak banyak orang Gunung Madu yang pernah
mencicipi makanan di Guest House. Tempat ini tersedia hanya untuk
acara-acara khusus perusahaan dan tamu-tamu penting perusahaan. Dan,
hanya sedikit pula orang yang tahu aktivitas di balik dinding dapur
Guest House. Di sini dari pagi hingga petang tak sepi dari aktivitas
memasak dan meracik bumbu.
Ada empat perempuan dan 8 laki-laki termasuk
seorang mandor yang sehari-hari mengisi kegiatan di guest house. Mereka
inilah yang mengurusi makanan tamu-tamu penting atau orang penting
Perusahaan yang beracara di Guest House. Tugas pengendalian ditangani
mandor, yakni Irwanda dibantu admin Bu Tutik.
Tugas menyusun menu dan masak ditangani Bu Aisyah,
Ismiyati, dan Kasmini; Pramusaji oleh Ngadino dan Hartoyo; tugas-tugas
diluar pramusaji dan memasak ditangani Ngadiran, Tholib, Rudini, Iman,
dan Ali Ramli.
Di dapur para wanita bekerja dengan kompak. Tidak
ada pembagian tugas secara khusus soal siapa memasak apa. Semua
dikerjakan bersama-sama mulai mengiris bumbu sampai mencicipi makanan.
Meskipun demikian ada seorang yang menjadi andalan, yakni Bu Aisyah. Dia
karyawati yang paling lama bertugas di Guest House dan sudah mahir
menentukan rasa masakan.
Walaupun Guest Houes diberi kebebasan menentukan
menu untuk para tamu, kalau ada acara atau tamu tertentu mereka tetap
berkonsultasi kepada Kabag C&F Iwan Kurniawan. “Pak Iwan kemudian
menentukan menu apa yang harus disajikan,” kata Irwanda.
Lantas bagaimana jika ada tamu orang asing? Menurut
Irwanda orang asing yang jadi tamu di sini biasanya menyesuaikan saja
menu yang ada. Tidak ada permintaan khusus. Kalau seandainya ada
permintaan menu khusus mereka tentu saja siap melayani.
Pelayanan kepada tamu dilakukan sebaik mungkin
mulai dari tata menu sampai “toto dhahar”. Meja makan misalnya, ditata
sedemikian rupa dengan standar resturan terkemuka. Tisu terlipat dengan
rapi di tempatnya, letak sendok dan garpu, gelas dan piring mengikuti
standar hotel.
Selain makanan dan minumannya yang enak,
keramah-tamahan petugasnya pun membuat nyaman kita yang bertamu di Gues
House. Mereka senantiasa sopan dan menampakkan wajah cerah ketika
berhadapan dengan tamu.
Tampaknya itulah standar baku yang diterapkan
meskipun diantara mereka tidak ada yang lulusan sekolah perhotelan.
Sistem belajar di Guest Houes ini, kata Maryanto, dilakukan dengan cara
“ketok tular”. Yang senior mengajari yunior baik dengan contoh maupun
dengan tuntunan.