Selamat Pagi
Pagi ini udara terasa lebih segar dibanding
kemarin, setidaknya di tempat saya. Matahari bersinar terang tanpa
penghalang. Suasana cerah ini saya rasakan mungkin karena pagi ini saya
berada di perumahan di tengah-tengah areal perkebunan tebu.
Perumahan di sini ditata lebih asri dengan
pepohonan yang sengaja ditanam untuk mengimbangi polusi udara pabrik
gula dan debu. Jumlah populasi pepohonan di komplek perumahan ini jauh
lebih banyak dibanding jumlah rumah. Belum lagi rumput-rumput hijau yang
tumbuh di perkantoran, pekarangan rumah, dan lapangan sepakbola, yang
membuat segar udara dan pemandangan. Rerumputan itu tetap hijau meskipun
musim kemarau, karena setiap pagi, siang dan sore disiram air.
Meskipun kemarau di sini tidak pernah kekurangan air. Banyak lebung (rawa) yang dijadikan tandon air, sehingga air tetap melimpah meskipun kemarau panjang.
Tempat itu dinamakan Perumahan 2 PT. Gunung Madu
Plantations. Dinamakan Perumahan 2, karena PT. Gunung Madu Plantations
atau PT. GMP memiliki 6 perumahan. Ke-tujuh perumahan itu adalah:
Perumahan Site A, Perumahan 1, Perumahan 2, Perumahan 3, Perumahan 4,
dan Perumahan 6. Perumahan 2 adalah “ibukota”-nya PT. GMP. Di Perumahan 2
ini berdiri pabrik gula, Kantor Pusat Manajemen. General Manager dan
tiga kepala departemen berkantor di Perumahan 2.
Pagi ini sebenarnya saya tidak puny ide menulis.
Kalau pun tulisan ini saya buat dan saya tayangkan di kompasiana, itu
untuk memenuhi target menulis saya. Saya membuat target untuk diri
sendiri untuk menulis setiap hari. Hitung-hitung berlatih agar kemampuan
menulis tidak hilang. Siapa tahu ada kompanianer yang memberi
pencerahan melalui komentarnya dan bisa saya jadikan pemacu semangat.
Saya jadi ingat salah satu tulisan Pak Jonru di
kursus menulis.com, bahwa menulis itu bukanlah teori, tetapi praktek.
Tulis saja apa yang ingin ditulis, tidak perlu banyak berpikir. Soal
kesalahan kata atau kalimat bisa diperbaiki setelah selesai menulis.
Begitulah kira-kira panduannya.
Memang betul apa yang dikatakan Pak Jonru dalam
tulisannya bahwa menulis adalah tindakan. Jika kita terlalu banyak
berpikir dan banyak pertimbangan,maka jangan harap tulisan itu akan
jadi. Pada mulanya kita memang dihantui rasa takut untuk menulis: takut
dicela, takut tulisannya jelek, takut ditertawakan dll.
Rasa takut seperti itu merupakan
penghalang-penghalang yang harus kita singkirkan dari pikiran kita. Jika
tidak, kita tidak akan pernah menjadi penulis. Bagaimana bisa menulis,
belum apa-apa sudah digayuti rasa takut dan cemas. Padahal, apa yang
kita cemaskan itu belum tentu jadi kenyataan. Kalaupun ada kritikan atau
celaan, itu bisa kita jadikan doping pemacu semangat menulis kita.
Perbaiki apa yang salah, lalu menulis lagi.
Tulisan ini bukanlah sebuah tips, tetapi hanya
sekedar sharing. Saya beritahu kepada Anda sekalian bahwa saya sangat
berterimakasih kepada Kompas yang meluncurkan produknya: kompasiana.
Melalui kompasiana saya bisa menyalurkan hobi menulis. Saya puas karena
tulisan yang diupload ke kompasiana pasti dimuat dan dibaca orang.
Posting Komentar