Mengayun Langkah Ujudkan Impian
PAKUANRATU (Berita Nasional) Langkah menggapai impian memiliki pabrik sendiri kini telah diayun. Peletakan batu pertama pembangunan pabrik milik PT Pemukasakti Manisindah oleh Gubernur Lampung Sjahroeddin ZP, 6 September lalu, mengawali berdirinya sebuah pabrik gula di Kecamatan Pakuanratu, Kab. Way Kanan, Lampung.
Keberadaan PT PSMI ini akan membawa dampak positif bagi daerah ini dan masyarakatnya. Puluhan bahkan ratusan akan terserap sebagai tenaga kerja di perusahaan ini. Secara langsung roda perekonomian akan berputar dengan cepat, penghasilan penduduk pun akan meningkat.
Ini tak terlepas dari rencanan yang telah dirancang belasan tahun silam ketika cikal bakal PT PSMI yakni PT Teknik Umum didirikan dan membuka perkebunan tebu di daerah ini. Rencana pendirian PT PSMI terutama terinspirasi dari keberhasilan PT GMP yang sudah lebih dahulu membuktikan bahwa Lampung merupakan tempat yang cukup baik untuk pengembangan industri gula.
Pada awal berdiri pada tahun 1990, perusahaan bernama PT Teknik Umum, namun atas masukan dari para pemuka masyarakat dalam kaitannya dengan sejarah wilayah tempat pembangunan perkebunannya, maka diubah menjadi PT Pemukasakti Manisindah, disingkat PT PSMI.
Wilayah pencadangan lokasi yang disetujui oleh Gubernur adalah wilayah Kecamatan Pakuanratu dan sekitarnya dengan total luas 30.000 hektare. Dahulunya berada dalam wilayah administrative Kabupaten Lampung Utara, namun dengan terjadinya pemekaran wilayah, maka saat ini berada dalam wilayah Kabupaten Way Kanan.
Secara fisik, lokasi yang dicadangkan tidak sebaik lokasi perkebunan tebu yang sudah ada sebelumnya. Permukaan tanah PSMI lebih banyak bergelombang yang menyulitkan bagi operasional mesin-mesin pengolahan dengan tingkat kesuburan rendah yang membuat pihak perusahaan harus meningkatkan perlakuan dengan biaya yang agak tinggi.
Adanya berbagai kendala teknis, administrative dan infrastruktur, menyebabkan belum semua lahan dapat dikuasai dan ditanam. Luas minimal tanaman untuk sebuah pabrik gula yang efisien adalah antara 16.000 sampai 20.000 hektar, namun PSMI baru dapat menanam seluas 6.500 hektare termasuk sebagian diantaranya digunakan sebagai tanaman bibit. Hal inilah yang menjadi penyebab utama tertundanya rencana pendirian pabrik yang sangat diharapkan. Penggilingan tebu di pabrik gula lain (PG Bunga Mayang dan PT GMP) menjadi satu2nya pilihan yang sebenarnya sangat tidak efisien dan menimbulkan berbagai dampak sosial.
Dengan situasi usaha yang masih belum stabil, PT PSMI belum dapat meningkatkan produktivitas lahan yang mestinya bisa menyamai perkebunan tebu lainnya. Berbagai keterbatasan menyebabkan potensi lahan yang ada, belum dapat dimaksimalkan.
Meyakini bahwa kebutuhan gula nasional semakin meningkat, dan percaya akan dukungan yang akan diberikan oleh Pemerintah Provinsi Lampung maupun Kabupaten Way Kanan serta sudah cukup banyaknya tenaga kerja yang menggantungkan harapan terhadap perusahaan, maka manajemen PSMI berani mengambil langkah dengan membuat keputusan untuk tetap meneruskan usaha dengan membangun pabrik gula sendiri.
Pabrik yang akan dibangun diawali dengan kapasitas terkecil, yaitu 4.000 ton tebu giling per hari yang diharapkan dapat berkembang menjadi 6.000 atau 8.000 setelah adanya tambahan luas tanaman. Direncanakan pembangunan pabrik akan selesai dan mulai giling pada tahun 2009.
Sebagai salah satu tanggung jawab perusahaan dalam bidang Coorporate Social Responsibility, maka mulai tahun 2007 ini PSMI menawarkan program kemitraan tanaman tebu kepada masyarakat, program ini juga sekaligus diharapkan dapat memenuhi jumlah tebu yang akan digiling oleh pabrik. Sekitar 2.000-3.000 hektare lahan atas kepemilikan sekitar 1.000 penduduk telah dicatat sebagai potensi yang akan mengikuti program kemitraan.(amd)
Dengan beroperasinya pabrik gula PSMI pada tahun 2009 nanti, maka beberapa manfaat akan dapat diperoleh, yaitu:
Peningkatan produksi gula Lampung sekitar 40.000 sampai 50.000 ton
Peningkatan pendapatan negara dari sektor pajak (PPn, PPh, dll)
Peningkatan pendapatan masyarakat dari bagi hasil kemitraan
Peningkatan penyerapan tenaga kerja dari berbagai lapisan keahlian
Peningkatan kegiatan ekonomi di sekitar perkebunan, Way Kanan dan Lampung
Keberadaan PT PSMI ini akan membawa dampak positif bagi daerah ini dan masyarakatnya. Puluhan bahkan ratusan akan terserap sebagai tenaga kerja di perusahaan ini. Secara langsung roda perekonomian akan berputar dengan cepat, penghasilan penduduk pun akan meningkat.
Ini tak terlepas dari rencanan yang telah dirancang belasan tahun silam ketika cikal bakal PT PSMI yakni PT Teknik Umum didirikan dan membuka perkebunan tebu di daerah ini. Rencana pendirian PT PSMI terutama terinspirasi dari keberhasilan PT GMP yang sudah lebih dahulu membuktikan bahwa Lampung merupakan tempat yang cukup baik untuk pengembangan industri gula.
Pada awal berdiri pada tahun 1990, perusahaan bernama PT Teknik Umum, namun atas masukan dari para pemuka masyarakat dalam kaitannya dengan sejarah wilayah tempat pembangunan perkebunannya, maka diubah menjadi PT Pemukasakti Manisindah, disingkat PT PSMI.
Wilayah pencadangan lokasi yang disetujui oleh Gubernur adalah wilayah Kecamatan Pakuanratu dan sekitarnya dengan total luas 30.000 hektare. Dahulunya berada dalam wilayah administrative Kabupaten Lampung Utara, namun dengan terjadinya pemekaran wilayah, maka saat ini berada dalam wilayah Kabupaten Way Kanan.
Secara fisik, lokasi yang dicadangkan tidak sebaik lokasi perkebunan tebu yang sudah ada sebelumnya. Permukaan tanah PSMI lebih banyak bergelombang yang menyulitkan bagi operasional mesin-mesin pengolahan dengan tingkat kesuburan rendah yang membuat pihak perusahaan harus meningkatkan perlakuan dengan biaya yang agak tinggi.
Adanya berbagai kendala teknis, administrative dan infrastruktur, menyebabkan belum semua lahan dapat dikuasai dan ditanam. Luas minimal tanaman untuk sebuah pabrik gula yang efisien adalah antara 16.000 sampai 20.000 hektar, namun PSMI baru dapat menanam seluas 6.500 hektare termasuk sebagian diantaranya digunakan sebagai tanaman bibit. Hal inilah yang menjadi penyebab utama tertundanya rencana pendirian pabrik yang sangat diharapkan. Penggilingan tebu di pabrik gula lain (PG Bunga Mayang dan PT GMP) menjadi satu2nya pilihan yang sebenarnya sangat tidak efisien dan menimbulkan berbagai dampak sosial.
Dengan situasi usaha yang masih belum stabil, PT PSMI belum dapat meningkatkan produktivitas lahan yang mestinya bisa menyamai perkebunan tebu lainnya. Berbagai keterbatasan menyebabkan potensi lahan yang ada, belum dapat dimaksimalkan.
Meyakini bahwa kebutuhan gula nasional semakin meningkat, dan percaya akan dukungan yang akan diberikan oleh Pemerintah Provinsi Lampung maupun Kabupaten Way Kanan serta sudah cukup banyaknya tenaga kerja yang menggantungkan harapan terhadap perusahaan, maka manajemen PSMI berani mengambil langkah dengan membuat keputusan untuk tetap meneruskan usaha dengan membangun pabrik gula sendiri.
Pabrik yang akan dibangun diawali dengan kapasitas terkecil, yaitu 4.000 ton tebu giling per hari yang diharapkan dapat berkembang menjadi 6.000 atau 8.000 setelah adanya tambahan luas tanaman. Direncanakan pembangunan pabrik akan selesai dan mulai giling pada tahun 2009.
Sebagai salah satu tanggung jawab perusahaan dalam bidang Coorporate Social Responsibility, maka mulai tahun 2007 ini PSMI menawarkan program kemitraan tanaman tebu kepada masyarakat, program ini juga sekaligus diharapkan dapat memenuhi jumlah tebu yang akan digiling oleh pabrik. Sekitar 2.000-3.000 hektare lahan atas kepemilikan sekitar 1.000 penduduk telah dicatat sebagai potensi yang akan mengikuti program kemitraan.(amd)
Dengan beroperasinya pabrik gula PSMI pada tahun 2009 nanti, maka beberapa manfaat akan dapat diperoleh, yaitu:
Peningkatan produksi gula Lampung sekitar 40.000 sampai 50.000 ton
Peningkatan pendapatan negara dari sektor pajak (PPn, PPh, dll)
Peningkatan pendapatan masyarakat dari bagi hasil kemitraan
Peningkatan penyerapan tenaga kerja dari berbagai lapisan keahlian
Peningkatan kegiatan ekonomi di sekitar perkebunan, Way Kanan dan Lampung