Tampilkan postingan dengan label sulit beras. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sulit beras. Tampilkan semua postingan

Kamis, 27 Desember 2007

Warga Sulit Mendapatkan Beras

PRINGSEWU (Berita Nasional): Harga beras di sejumlah pasar tradisonal di Kabupaten Tanggamus naik, demikian pula dengan harga sayuran dan bahan kebutuhan lain.

Di pasar tradisional di Kecamatan Pringsewu misalnya, harga beras mencapai Rp5.000--Rp5.500 per kilogram. Selain harga naik, stok salah satu bahan kebutuhan pokok itu juga di setiap toko dan warung berkurang.

Padahal sepekan lalu harga beras Rp4.000--Rp4.500/kg. Demikian juga dengan harga telur ayam ras naik dari semula Rp10 ribu per kg kini Rp12 ribu--Rp13 ribu/kg, harga sayur-mayur seperti kacang panjang Rp2.000/ikat.

Kenaikan harga bahan pokok itu selain karena Natal dan Tahun Baru juga karena kondisi petani yang kini sedang mulai tanam, sehingga stok beras yang ada di petani hanya untuk kebutuhan musim tanam.

Hal itu dirasakan warga Kelurahan Pringsewu Selatan, banyak ibu rumah tangga nyaris mengeluhkan kelangkaan beras yang berkualitas sedang. Mereka terpaksa membeli beras asalan (tidak berkualitas) dengan harga cukup tinggi. Selain stok beras sangat terbatas, pemilik warung eceran kesulitan mencari barang.

"Kami kesulitan mencari beras berkualitas sedang yang terjangkau masyarakat. Biasanya harga beras asalan dijual Rp4.000/kg, tapi harga belinya sudah naik dengan terpaksa harga tersebut naik Rp5.000/kg," ujar Ita, salah seorang pemilik warung

Menurut Ita, kenaikan harga harga beras dan kebutuhan pokok lain sudah terjadi sebelum Iduladha dan Natal, tapi sampai hari ini harga bahan kebutuhan pokok tersebut terus merambat naik.

Pihaknya tidak tahu kapan harga beras dan kebutuhan pokok bakal turun, tapi biasanya harga kebutuhan pokok tersebut akan turun setelah pergantian tahun atau ketika petani selesai musim tanam.

Keluhan akan kebutuhan bahan pokok terutama beras di setiap warung di perdesaan diutarakan Ny. Budi, salah seorang ibu rumah tangga. Dia mengakui nyaris sepekan ini tidak ada beras berkualitas sedang. Kalaupun ada, sulit didapat bahkan harga pun melebihi harga beras asalan.

Pihaknya berharap pemerintah dan wakil rakyat Tanggamus memperhatikan kondisi yang dialami rakyat kini. Kenaikan harga beras kian mengimpit perekonomian rakyat golongan menengah ke bawah.

"Pemerintah dan wakil rakyat seharusnya jangan hanya mementingkan kepentingan politik saja, rakyat harus dipikirkan bagaimana kebutuhan pokok (beras) tetap lancar dan tidak mengalami kesulitan, ujar Ny. Budi, ibu beranak tiga itu.

Kenaikan harga dipicu karena petani kini sedang musim tanam. Selain itu terjadi kelangkaan gabah di setiap tempat penggilingan padi. Padahal, menurut mereka, Tanggamus merupakan lumbung padi.

Sementara itu, warga Kecamatan Gadingrejo, mengatakan pemerintah harus tanggap dan cepat mengambil tindakan karena selain menolong masyarakat ekonomi kelas bawah juga membantu kelancaran perekonomian masyarakat.

Beberapa pedagang di sana kesulitan mendapat beras. Pasalnya, stok gabah di sejumlah penggilingan nyaris tidak ada.

Selain hanya mengandalkan stok beras yang tinggal beberapa kuintal saja, pihaknya masih berusaha mencari penggilingan padi yang masih banyak stok gabahnya.

"Saya kasihan dengan warga yang biasanya hanya membeli eceran 1 kg--2 kg setiap harinya," ujar Ny. Supardi yang sudah lima tahun menekuni dagang beras.
Handi (55), salah seorang pemilik penggilingan padi di Kecamatan Gadingrejo, mengakui mahalnya beras kini karena sulit mencari gabah dari petani. Petani enggan menjual gabah dengan alasan untuk persedian sendiri. (lampungpost)

Postingan Lama Beranda

Foto-Foto