Selasa, 25 September 2007

DPRD Ajukan Dana Tambahan Rp2 Miliar

BANDAR LAMPUNG (Berita Nasional): DPRD Lampung meminta tambahan anggaran Rp2 miliar dalam rencana APBD Perubahan 2007 untuk perjalanan dinas. Usulan itu disampaikan dalam rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Perubahan APBD 2007, Senin (24-9).
Beberapa anggota DPRD minta agar agaran itu ditambah dari Rp1 miliar menjadi Rp2 miliar setelah mendengar Sekretaris DPRD Lampung Mahyudin menjelaskan rencana anggaran DPRD di Lampung senilai Rp1 miliar.
Anggota DPRD dari Fraksi Partai Golkar Najamuddin Mos mengancam anggaran eksekutif tidak akan disetujui jika usulan DPRD tersebut tidak disetujui.
Menanggapi hal itu, Kepala Bappeda Suryono S.W, mengatakan kalau usulan penambahan anggaran di DPRD tergantung dari kondisi keuangan. "Kalau Karo Keuangan (Kepala Biro Keuangan Herman H.N., red) bilang cukup, ya boleh Rp2 miliar," kata Suryono.
Dalam surat nomor 903/1839/IV.01/2007 tanggal 3 September 2007 tentang penyampaian KUA Perubahan, disebutkan ada asumsi perubahan pendapatan Rp54,2 miliar. Pendapatan itu berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran (silpa) Rp45,2 miliar dan kenaikan PAD dari jasa giro senilai Rp9 miliar.
Rapat pembahasan KUA perubahan APBD 2007 antara Panitia Anggaran (Panang) DPRD dengan Panang Pemprov Lampung yang berlangsung kemarin dimulai pukul 9.30 di ruang rapat komisi DPRD Lampung.
Rapat dihadiri Sekprov Lampung yang baru Irham Jafar Lanputra. Rapat dipimpin wakil ketua DPRD Lampung Nurhasanah didampingi Gufron Azis Fuadi dan Ismet Romas.(*)

Kamis, 20 September 2007

Buoy Pendeteksi Tsunami Diluncurkan di Jakarta


JAKARTA (Berita Nasional) :Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Amerika Serikat meluncurkan buoy pendeteksi tsunami di Jakarta, Rabu (19/9). Rencananya, hingga akhir tahun depan, sekitar 22 buoy pendeteksi tsunami akan terpasang di seluruh wilayah Indonesia.
Peluncuran buoy pendeteksi tsunami dilakukan di atas kapal riset Baruna Jaya III di Tanjungpriok, Jakarta. Buoy tersebut berjenis Deep Ocean Assesment and Reporting of Tsunami (DART) yang dibuat oleh National Oceanic and Atmospheric Administration dari Amerika Serikat. Selain buoy DART, Kapal Baruna Jaya III juga akan meluncurkan buoy Atlas yang berfungsi untuk memantau kondisi kelautan dan iklim. Seluruh buoy tersebut akan diletakkan di Samudera Hindia di sebelah barat Pulau Sumatra.
Kepala BPPT Said D. Jenie mengatakan, saat ini, telah terpasang lima buoy pendeteksi tsunami di Indonesia. Salah satunya adalah buoy buatan anak bangsa. Dengan buoy ini, peringatan dini tsunami dapat diumumkan kepada masyarakat, paling lambat 15 menit setelah potensi tsunami terdeteksi. BPPT juga berencana akan membuat lima buoy pendeteksi tsunami hingga akhir 2009.(*)

Tim Verifikasi Korban Gempa Dikirim Ke Bengkulu


JAKARTA (Berita Nasional) : Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Aburizal Bakrie alias Ical, Rabu (19/9), mengatakan, akan mengirim tim untuk memverifikasi data-data kerusakan akibat gempa di Bengkulu dan Sumatra Barat. Menurut Ical, verifikasi dilakukan agar tidak ada kesimpangsiuran data dalam pemberian bantuan untuk korban gempa yang rumahnya rusak.
Menurut Menkokesra tim verifikasi akan dikirim setelah mendapat informasi dari bupati dan gubernur setempat. "Saat ini belum ada intruksinya karena masih penyelesaian tahap tanggap darurat. Setelah tanggap darurat selesai, saya akan rapat dengan para bupati dan gubernur. Saya akan meminta data-data akurat tersebut dibawa ke Jakarta untuk diproses. Ketentuan ini juga berlaku di daerah yang mengalami bencana alam," ujar Ical.
Sementara itu, sedikitnya 160 warga Desa Pasar Lais, Kecamatan Lais, Kabupaten Bengkulu Utara, hingga Rabu (19/9) masih mengungsi di lokasi pengungsian Lapangan PBTJ. Mereka mengaku trauma akan gempa susulan yang masih terjadi, ditambah isu tsunami yang akan melanda desa mereka.
Salah seorang pengungsi, Dede mengaku selama mengungsi bantuan yang mereka terima sangat minim. Bahkan tenda tenda yang mereka gunakan adalah tenda pribadi dengan kualitas ala kadarnya. Selama mengungsi warga mengaku hanya menerima 1,5 kilogram beras untuk tiap satu kepala keluarga dari pemerintah. Para pengungsi lebih banyak menerima bantuan dari kerabat, baik berupa sembako, tenda atau selimut.
Sepekan pascagempa, aktivitas pemerintahan di Kabupaten Bengkulu Utara belum dapat berjalan sepenuhnya. Atap gedung berlantai dua yang terbuat dari genteng tampak berjatuhan dan tembok retak-retak di setiap penjuru.
Akibat rusaknya gedung perkantoran tersebut, kantor yang menjadi basis pemerintahan Bengkulu Utara tersebut lumpuh. Hanya sekitar 50 persen pelayanan yang berjalan, itupun di ruangan-ruangan yang masih dapat digunakan. Sebagian besar pegawai pun belum dapat bekerja. Wakil Bupati Bengkulu Utara menyatakan agar pemerintahan tidak lumpuh total, pelayanan umum seperti rumah sakit dan sekolah tetap berjalan. Namun, tetap memperhatikan situasi dan kondisi yang ada.
Sementara itu, kegiatan belajar mengajar di Kecamatan Lais, Bengkulu Utara belum berjalan normal. Hal itu disebabkan gedung sekolah rusak berat. Sekolah yang belum berjalan antara lain Madrasah Tsanawiyah di Desa Pal Tiga Puluh, Lais, Bengkulu Utara. Empat bangunan gedung sekolah tersebut rusak total hingga proses belajar mengajar tidak mungkin dilakukan.
Kegiatan belajar di Sekolah Dasar Negeri II Lais juga belum berjalan sebab tujuh ruang belajar masih rusak. Meski telah menjalani aktivitas belajar lewat tenda bantuan pemerintah, para guru tetap berharap memperoleh bantuan tenda lebih baik untuk kelancaran proses belajar mengajar. Mereka menyatakan tenda yang ada hanya bertahan satu minggu.(*)

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Foto-Foto