Tim Verifikasi Korban Gempa Dikirim Ke Bengkulu
JAKARTA (Berita Nasional) : Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Aburizal Bakrie alias Ical, Rabu (19/9), mengatakan, akan mengirim tim untuk memverifikasi data-data kerusakan akibat gempa di Bengkulu dan Sumatra Barat. Menurut Ical, verifikasi dilakukan agar tidak ada kesimpangsiuran data dalam pemberian bantuan untuk korban gempa yang rumahnya rusak.
Menurut Menkokesra tim verifikasi akan dikirim setelah mendapat informasi dari bupati dan gubernur setempat. "Saat ini belum ada intruksinya karena masih penyelesaian tahap tanggap darurat. Setelah tanggap darurat selesai, saya akan rapat dengan para bupati dan gubernur. Saya akan meminta data-data akurat tersebut dibawa ke Jakarta untuk diproses. Ketentuan ini juga berlaku di daerah yang mengalami bencana alam," ujar Ical.
Sementara itu, sedikitnya 160 warga Desa Pasar Lais, Kecamatan Lais, Kabupaten Bengkulu Utara, hingga Rabu (19/9) masih mengungsi di lokasi pengungsian Lapangan PBTJ. Mereka mengaku trauma akan gempa susulan yang masih terjadi, ditambah isu tsunami yang akan melanda desa mereka.
Salah seorang pengungsi, Dede mengaku selama mengungsi bantuan yang mereka terima sangat minim. Bahkan tenda tenda yang mereka gunakan adalah tenda pribadi dengan kualitas ala kadarnya. Selama mengungsi warga mengaku hanya menerima 1,5 kilogram beras untuk tiap satu kepala keluarga dari pemerintah. Para pengungsi lebih banyak menerima bantuan dari kerabat, baik berupa sembako, tenda atau selimut.
Sepekan pascagempa, aktivitas pemerintahan di Kabupaten Bengkulu Utara belum dapat berjalan sepenuhnya. Atap gedung berlantai dua yang terbuat dari genteng tampak berjatuhan dan tembok retak-retak di setiap penjuru.
Akibat rusaknya gedung perkantoran tersebut, kantor yang menjadi basis pemerintahan Bengkulu Utara tersebut lumpuh. Hanya sekitar 50 persen pelayanan yang berjalan, itupun di ruangan-ruangan yang masih dapat digunakan. Sebagian besar pegawai pun belum dapat bekerja. Wakil Bupati Bengkulu Utara menyatakan agar pemerintahan tidak lumpuh total, pelayanan umum seperti rumah sakit dan sekolah tetap berjalan. Namun, tetap memperhatikan situasi dan kondisi yang ada.
Sementara itu, kegiatan belajar mengajar di Kecamatan Lais, Bengkulu Utara belum berjalan normal. Hal itu disebabkan gedung sekolah rusak berat. Sekolah yang belum berjalan antara lain Madrasah Tsanawiyah di Desa Pal Tiga Puluh, Lais, Bengkulu Utara. Empat bangunan gedung sekolah tersebut rusak total hingga proses belajar mengajar tidak mungkin dilakukan.
Kegiatan belajar di Sekolah Dasar Negeri II Lais juga belum berjalan sebab tujuh ruang belajar masih rusak. Meski telah menjalani aktivitas belajar lewat tenda bantuan pemerintah, para guru tetap berharap memperoleh bantuan tenda lebih baik untuk kelancaran proses belajar mengajar. Mereka menyatakan tenda yang ada hanya bertahan satu minggu.(*)
Menurut Menkokesra tim verifikasi akan dikirim setelah mendapat informasi dari bupati dan gubernur setempat. "Saat ini belum ada intruksinya karena masih penyelesaian tahap tanggap darurat. Setelah tanggap darurat selesai, saya akan rapat dengan para bupati dan gubernur. Saya akan meminta data-data akurat tersebut dibawa ke Jakarta untuk diproses. Ketentuan ini juga berlaku di daerah yang mengalami bencana alam," ujar Ical.
Sementara itu, sedikitnya 160 warga Desa Pasar Lais, Kecamatan Lais, Kabupaten Bengkulu Utara, hingga Rabu (19/9) masih mengungsi di lokasi pengungsian Lapangan PBTJ. Mereka mengaku trauma akan gempa susulan yang masih terjadi, ditambah isu tsunami yang akan melanda desa mereka.
Salah seorang pengungsi, Dede mengaku selama mengungsi bantuan yang mereka terima sangat minim. Bahkan tenda tenda yang mereka gunakan adalah tenda pribadi dengan kualitas ala kadarnya. Selama mengungsi warga mengaku hanya menerima 1,5 kilogram beras untuk tiap satu kepala keluarga dari pemerintah. Para pengungsi lebih banyak menerima bantuan dari kerabat, baik berupa sembako, tenda atau selimut.
Sepekan pascagempa, aktivitas pemerintahan di Kabupaten Bengkulu Utara belum dapat berjalan sepenuhnya. Atap gedung berlantai dua yang terbuat dari genteng tampak berjatuhan dan tembok retak-retak di setiap penjuru.
Akibat rusaknya gedung perkantoran tersebut, kantor yang menjadi basis pemerintahan Bengkulu Utara tersebut lumpuh. Hanya sekitar 50 persen pelayanan yang berjalan, itupun di ruangan-ruangan yang masih dapat digunakan. Sebagian besar pegawai pun belum dapat bekerja. Wakil Bupati Bengkulu Utara menyatakan agar pemerintahan tidak lumpuh total, pelayanan umum seperti rumah sakit dan sekolah tetap berjalan. Namun, tetap memperhatikan situasi dan kondisi yang ada.
Sementara itu, kegiatan belajar mengajar di Kecamatan Lais, Bengkulu Utara belum berjalan normal. Hal itu disebabkan gedung sekolah rusak berat. Sekolah yang belum berjalan antara lain Madrasah Tsanawiyah di Desa Pal Tiga Puluh, Lais, Bengkulu Utara. Empat bangunan gedung sekolah tersebut rusak total hingga proses belajar mengajar tidak mungkin dilakukan.
Kegiatan belajar di Sekolah Dasar Negeri II Lais juga belum berjalan sebab tujuh ruang belajar masih rusak. Meski telah menjalani aktivitas belajar lewat tenda bantuan pemerintah, para guru tetap berharap memperoleh bantuan tenda lebih baik untuk kelancaran proses belajar mengajar. Mereka menyatakan tenda yang ada hanya bertahan satu minggu.(*)
Posting Komentar