Rabu, 26 September 2007

PDIP Tuntut Klarifikasi Panglima TNI



JAKARTA (Berita Nasional) : Penolakan Mabes TNI meminjamkan helicopter kepada Megawati Soekarnoputri ketika hendak mengunjungi korban gempa di Kepulauan Mentawai, Minggu (23/9), masih menyisakan kemarahan di kalangan PDI Perjuangan.

Fraksi PDIP di Komisi I DPRD bahkan mengancam akan meminta klarifikasi langsung kepada Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto. ‘’Ini bukan persoalan kecil,’’ kata anggota Komisi I dari FPDIP Permadi, Selasa (25/9).

Menurut Permadi, pada 1 Oktober mendatang Komisi I memiliki agenda rapat kerja (raker) dengan Menkopolhukam Widodo AS. Dalam setiap rapat di DPR Panglima TNI selalu mendampingi Menkopolhukam. Kesempatan ini akan dimanfaatkan Fraksi PDIP untuk meminta klarifikasi dari Panglima TNI.

.‘’Kami akan meminta panglima TNI mengklarifikasi pembatalan izin itu. Kalau perlu, Menkopolhukam ikut memberikan penjelasan,’’ tegas Permada dengan nada tinggi,

Dia menyebut peristiwa itu sebagai “Sangat Memalukan”. Apalagi, katanya, selain menjabat ketua umum partai, Megawati adalah presiden Indonesia yang kelima. ‘’Memangnya Bu Mega itu mau pamer kekayaan di lokasi bencana. Dia itu bawa bantuan,’’ sesalnya.

Permadi lantas mengingatkan bahwa Megawati sebenarnya juga terhitung keluarga AURI sendiri. Suami pertama Megawati adalah pilot AURI yang hilang di perairan Maluku dalam operasi Irian Barat. ‘’Pesawat tempur Sukhoi milik AU itu juga dibeli ketika Megawati menjadi presiden dalam tantangan Komisi I,’’ ucapnya.

Politisi yang doyan berbusana hitam-hitam itu menafsirkan TNI melakukan tindakan politik praktis. ‘’TNI ternyata masih berpolitik praktis. Padahal, ini dilarang UU TNI,’’ katanya. (*)

Selasa, 25 September 2007

Situasi Politik Kab. Empat Lawang Memanas

PALEMBANG (Berita Nasional) : Situasi politik di Kabupaten Empat Lawang memanas. Sejumlah kepala desa mengajukan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan pejabat bupati Drs. Abdul Shobur, SH.MM. Para kepela desa yang mengatasnamakan forum kades tsb berunjukrasa ke kantor DPRD Sumsel untuk menyampaikan mosi tidak percayanya.
Demo tersebut memancing demo tandingan dari Forum Pemuda Empat Lawang Bersatu (FP4LB). Berselang sehari setelah enam kepada desa berdemo di kantor DPRD, puluhan massa Forum Pemuda Empat Lawang Bersatu melakukan hal serupa di kantor gubernur Sumsel. Forum ini membela eksistensi pejabat bupati Empat Lawang Abdul Shobur.
Koordinator Lapangan FP4L Apriyanto menyatakan dukungan terhadap kepemimpinan H Abdul Shobur karena dinilai berhasil dalam mengemban amanah. Mereka meminta masyarakat berpikir objektif terhadap kepemimpinan H Abdul Shobur sebagai Penjabat Bupati Empat Lawang.
Dia juga meminta oknum- oknum yang memiliki kepentingan politis untuk tidak mencari-cari kesalahan.”Kalaupun ada keluarga atau saudara yang ingin mencalonkan diri sebagai Bupati Empat Lawang, bersaing dengan sehat dan jangan menjelekkan dan mencari kesalahan orang lain.Belum tentu orang yang menjelekkan akan lebih baik daripada orang yang dijelekkan,” seru Apriyanto yang disambut teriakan para demonstran.
Apriyanto meragukan aksi mosi tidak percaya kades beberapa waktu lalu ke Kantor Gubernur. Menurut dia, berdasarkan hasil pengecekan di lapangan, ada kades yang sudah tidak menjabat lagi sebagai kades. Ini mengindikasikan ada kepentingan politik untuk menjatuhkan Penjabat Bupati Empat Lawang H Abdul Shobur.
”Kalau saja mereka (para kades) tidak murni lagi menyuarakan kepentingan, mau dibawa ke mana nanti Empat Lawang. Ini hanya ambisi orang-orang yang tidak bertanggung jawab,”sesalnya. Koordinator Aksi Arief Rahman mengatakan,dari aksi para kades yang tidak objektif tersebut, jumlahnya hanyalah sedikit. Dia menjelaskan, jumlah desa di Kab Empat Lawang sebanyak 152 desa, sementara yang melakukan aksi mosi tidak percaya hanya 6 kades.
”Jadi, masih ada 146 desa lagi yang menginginkan pembangunan Kab Empat Lawang berkelanjutan,” tegasnya. Mengenai kewenangan menilai kinerja H Abdul Shobur, menurut Arief, diserahkan sepenuhnya kepada Gubernur Sumsel Syahrial Oesman. Dia berharap agar Gubernur dapat berpikir jernih dalam menentukan keputusan yang bijaksana demi pembangunan yang terbebas dari kepentingan politis.(*)

TNI AL Bekuk Belasan Perompak


BATAM (Berita Nasional) : AKSI perampokan di laut, agaknya, masih kerap terjadi. Kemarin, sekitar pukul 10.00 WIB, Gugus Keamanan Laut Armada Barat (Guskamla Armabar) TNI-AL berhasil menggagalkan perampokan sekaligus penyanderaan terhadap ABK (anak buah kapal) tanker berisi 2.250 ton minyak goreng.
Lokasi penangkapan di perairan OPL (outer port limit) Timur, arah perbatasan antara perairan Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia, Singapura dan Malaysia. Dalam penyergapan yang menggunakan enam kapal perang dan satu pesawat Nomad itu, anggota TNI-AL berhasil menyelamatkan seluruh sandera ABK kapal tanker MT Kraton GT 1178 No 1107/ba yang berjumlah 17 orang. Sedangkan 14 pelaku diringkus di dalam kapal.
Aparat TNI-AL butuh waktu sekitar tiga jam untuk melumpuhkan para penjahat laut itu. Informasi yang dihimpun di tempat kejadian, kapal milik PT Taruna Cipta Kencana yang berkantor di Jakarta itu dibajak sejak Sabtu (22/9), sekitar pukul 19.30, di perairan Sei Musi Palembang, saat akan berlayar dari Palembang menuju Cilacap.
Para pelaku merapat ke kapal tanker dengan menggunakan speed boat. Dalam menjalankan aksi, gerombolan bajak laut tersebut menggunakan pistol rakitan, granat, dan enam buah parang. Bukan hanya itu, untuk mengelabui petugas, pelaku yang dinilai sudah profesional tersebut langsung mengganti nama MT Kraton menjadi Ratu menggunakan cat yang warnanya sama dengan dinding kapal. Sedangkan kapten dan ABK kapal MT Kraton mereka sandera di ruang juru mudi.
Komandan Guskamla Armabar Laksamana Pertama Denny Novendy kemarin di atas kapal MT Kraton yang telah lego jangkar di perairan dekat Batuampar, Batam, mengatakan, penggagalan pembajakan itu berawal dari informasi yang diperoleh Armabar Sabtu (22/9) lalu, yang mengatakan MT Kraton telah dibajak.
Dalam informasi itu disebutkan bahwa kapal yang seharusnya berlayar ke Cilacap tersebut telah dibelokkan ke arah utara, yakni ke arah perairan perbatasan antara Indonesia, Singapura, dan Malaysia. ‘’Kami mendapatkan informasi pembajakan itu tak lama setelah aksi tersebut dilakukan. Karena dibelokkan ke utara, kami memperkirakan kapal akan dibawa ke Singapura untuk dijual muatannya,” ujar Denny.
Guskamla bersama Lanal Batam lalu melakukan pengawasan di sekitar perairan yang dicurigai digunakan kapal untuk berlayar. Kemarin, sekitar pukul 04.00, mereka mendapatkan informasi bahwa kapal sudah berada di sekitar perairan OPL.
“Kami langsung mengarahkan enam buah kapal perang yang sedang melakukan patroli di sekitar perbatasan. Keenam kapal dibantu dengan satu pesawat Nomad langsung melakukan pengejaran terhadap kapal MT Kraton,” katanya.
Setelah yakin kapal yang dilihat merupakan kapal yang dibajak, anggota TNI-AL langsung melakukan persiapan penyergapan di tengah laut. Caranya, mereka terlebih dahulu mempelajari jalur masuk.Dalam penyergapan itu, yang pertama dilumpuhkan adalah sembilan pelaku yang berada di dekat ruang kemudi. Empat pelaku lainnya berada di dalam kamar kapal dan seorang lagi berada di kamar mesin. Untuk menangkap kelima orang itu, anggota TNI-AL terpaksa melakukan cara paksa dengan mendobrak pintu kamar.
Dikatakan Denny, selain mengamankan pelaku perompakan, pihaknya berhasil mengamankan satu unit pistol rakitan. Juga beberapa KTP atas nama Arsyad (30), Suprapto bin Sugito (25), Setyono, Yusrin Wijaya, dan Hendra Ciptadi (25).
‘’Pengakuan mereka saat beraksi menggunakan empat senpi dan granat, namun yang kami temukan baru satu unit senpi. Sedangkan tiga senpi dan satu granat masih kami cari,” katanya.
Menurut nakhoda MT Kraton Rustandri yang dijumpai di atas kapal yang dibajak, saat kejadian, mereka sedang berlayar dengan kecepatan 9 knot. Di tengah keremangan malam, dia sempat melihat sebuah speed boat yang melaju kencang ke arah mereka.
“Melihat itu, saya langsung curiga sehingga saya membunyikan alarm dan menghidupkan lampu sorot memberi tahu kepada ABK kapal yang berada di kamar,” ujarnya.
Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil. Dengan cepat, speed boat tersebut merapat di bagian kiri kapal. Langsung saja dua orang pelaku yang menggunakan pistol naik ke atas kapal dan disusul teman-teman mereka. Pelaku tersebut langsung menyebar dan melakukan penyergapan terhadap ABK kapal.
Selain menghidupkan alarm dan SSAS (ship security alarm system), dia juga sempat menghubungi pandu dan mengatakan bahwa kapal mereka tengah diserang segerombolan orang tak dikenal. Namun, upaya itu tak bisa lama karena pelaku sudah berada di dekatnya.
“Saya sempat dipukul dan diancam dengan pistol. Saya juga disuruh untuk mematikan alarm. Mereka meminta saya tidak melawan dan mau mengikuti kemauan mereka. Karena tidak berdaya, saya langsung menyerah dan kapal langsung dinakhodai mereka,” kata Rustandri.
Di tempat terpisah, Edi, salah seorang pelaku pembajakan, mengaku bahwa mereka menjalankan aksi atas suruhan bos mereka yang bernama Zul yang berada di Palembang. ‘’Yang merencanakan perampokan ini adalah Zul. Saya hanya bertugas sebagai nakhoda kapal jika aksi ini berhasil,” jelasnya.Saat ditanya dapat bayaran berapa, Edi mengatakan tidak tahu karena dia hanya ikut. Sedangkan yang mengatur siapa yang akan membeli nanti di luar negeri, dia tidak tahu. ‘’Tugas saya hanya bawa kapal,” jelasnya. (sumber: Batam Post)

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Foto-Foto