Jumat, 28 Desember 2007

Tercetak pada Kartu Nama hingga Pesawat Garuda

JAKARTA (Berita Nasional) : Entah kurang teliti atau kurang mengerti bahasa Inggris dengan baik, kesalahan tata bahasa terjadi dalam slogan kampanye Visit Indonesia Year 2008. Slogan dalam bahasa Inggris itu berbunyi Celebrating 100 Years of Nation’s Awakening. Kata ’’nation’’ dalam slogan itu membuat arti sakral slogan tersebut berubah total. Slogan yang sebenarnya mengadopsi semangat 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional 2 Mei 1908 itu dalam bahasa Inggris seharusnya tidak menggunakan kata ’’nation’’, tetapi ’’national’’. Sebab, jika tetap menggunakan kata ’’nation”, slogan itu akan mempunyai arti Peringatan 100 Tahun Kebangkitan Bangsa, bukan Peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional seperti yang digagas Boedi Oetomo. Kurang dua huruf tapi perbedaan artinya cukup besar.

Lebih fatal lagi, kesalahan itu sudah terpampang di sejumlah pesawat A330 milik Garuda Indonesia, situs Departemen Pariwisata, promosi di televisi, hingga kartu nama pejabat Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar). Logo dengan slogan yang salah itu bahkan sudah diresmikan Menbudpar Jero Wacik pada Jumat lalu (14/12).

Saat dikonfirmasi tentang kesalahan itu, Direktur Sarana Promosi Depbudpar Riez Hartadi mengatakan bahwa kesalahan tersebut sudah diketahui Menbudpar Jero Wacik dua hari lalu. Karena itu, Menbudpar langsung memberikan instruksi agar kesalahan tersebut segera diperbaiki. Padahal, slogan itu sudah tercetak di berbagai media promosi, seperti spanduk, brosur, bahkan di badan pesawat Garuda Indonesia. “Bahkan, kartu nama semua pejabat Depbudpar sudah dicetak logo itu,’’ ungkapnya.

Riez menyatakan segera memperbaiki kekeliruan itu dengan menggunakan slogan baru Celebrating 100 Years of National Awakening. Namun, dia menolak semua yang sudah tercetak ditarik dari peredaran dan diganti baru. Hal itu, menurut dia, hanya akan membuang-buang biaya. Sebab, kesalahan seperti itu tidak terlalu terlihat. “Itu kan nggak terlalu kelihatan, cuma beda dua huruf. Tapi, sarana promosi yang baru tentu kita perbaiki,’’ tegasnya.

Sikap meremehkan Depbudpar itu bisa jadi memicu kemarahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab, rencananya, SBY bakal meresmikan launching Visit Indonesian Year 2008 pada 26 Desember 2008 di Jakarta Convention Center (JCC). Mengenai anggaran untuk promosi itu, Riez mengaku tidak tahu pasti. ’’Sebenarnya gak banyak kok,” ujarnya.

Di sisi lain, Kepala Bagian Humas Depbudpar Turman Siagian meminta hal itu tidak terlalu dibesar-besarkan. Sebab, kekeliruan seperti itu bisa saja terjadi di mana saja. Menurut dia, kejadian seperti itu diambil sisi positifnya saja. “Mungkin, itu bisa saja dipanas-panasi Malaysia. Kita bisa juga mempermasalahkan slogan Truly Asia (Malaysia), apakah mereka itu satu-satunya yang benar-benar Asia,’’ katanya.

Selanjutnya, Turman lebih suka menjelaskan bahwa bentuk logo tersebut mengambil konsep Garuda Pancasila sebagai dasar negara, tetapi dengan pengolahan yang modern. Kemudian, lima sila digambarkan berupa lima garis warna yang berbeda dan merupakan simbol diversity Indonesia yang penuh dengan keanekaragaman. Logo itu dipilih karena memenangkan tender dari 25 kreasi yang diajukan 17 perusahaan. ’’Dari desainernya memang seperti itu,’’ ujarnya.

Kepala Komunikasi Eksternal Garuda Indonesia Singgih Handoyo saat dihubungi mengatakan belum mengetahui adanya kesalahan slogan itu. Menurut dia, pihaknya akan mengklarifikasi hal itu kepada Depbudpar. Jika memang salah, slogan itu akan diganti dengan tulisan yang benar. Pengecatan logo itu di 48 pesawat dibiayai seluruhnya oleh Garuda. “Belum banyak, baru beberapa saja yang sudah dicat,’’ tegasnya.

Saat pemasangan perdana logo itu di badan pesawat Garuda, Menbudpar Jero Wacik mengatakan bahwa program pariwisata tahunan seperti itu seharusnya mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak. ’’Sebagai contoh, ketika dimulai Visit Malaysia Year 2007, semua pesawat terbang Malaysia memasang logo itu,’’ ujarnya.

Dia mengatakan, sejak beberapa waktu sebelumnya agak marah kepada maskapai-maskapai penerbangan Indonesia. Sebab, tak ada satu pun maskapai yang bersedia memasang logo Visit Indonesian Year 2008. Namun, akhirnya tawaran muncul dari maskapai BUMN, Garuda Indonesia. ’’Saya senang sekali ketika Pak Emir (Emirsyah Satar, Dirut Garuda, Red) menawarkan untuk memasang logo itu di semua pesawatnya,” ungkapnya.

Kesediaan Garuda itu dinilai sebagai bentuk awal adanya Indonesian Incorporated. Sebab, kegiatan itu merupakan tanggung jawab bersama. ’’Kalau sampai 1 Januari 2008 belum ada maskapai yang memasang logo itu, saya anggap di sini tidak ada jiwa nasionalisme,” jelasnya. Ah, ada untungnya juga pemilik maskapai tidak buru-buru memenuhi imbauan Pak Menteri.

Kamis, 27 Desember 2007

Warga Sulit Mendapatkan Beras

PRINGSEWU (Berita Nasional): Harga beras di sejumlah pasar tradisonal di Kabupaten Tanggamus naik, demikian pula dengan harga sayuran dan bahan kebutuhan lain.

Di pasar tradisional di Kecamatan Pringsewu misalnya, harga beras mencapai Rp5.000--Rp5.500 per kilogram. Selain harga naik, stok salah satu bahan kebutuhan pokok itu juga di setiap toko dan warung berkurang.

Padahal sepekan lalu harga beras Rp4.000--Rp4.500/kg. Demikian juga dengan harga telur ayam ras naik dari semula Rp10 ribu per kg kini Rp12 ribu--Rp13 ribu/kg, harga sayur-mayur seperti kacang panjang Rp2.000/ikat.

Kenaikan harga bahan pokok itu selain karena Natal dan Tahun Baru juga karena kondisi petani yang kini sedang mulai tanam, sehingga stok beras yang ada di petani hanya untuk kebutuhan musim tanam.

Hal itu dirasakan warga Kelurahan Pringsewu Selatan, banyak ibu rumah tangga nyaris mengeluhkan kelangkaan beras yang berkualitas sedang. Mereka terpaksa membeli beras asalan (tidak berkualitas) dengan harga cukup tinggi. Selain stok beras sangat terbatas, pemilik warung eceran kesulitan mencari barang.

"Kami kesulitan mencari beras berkualitas sedang yang terjangkau masyarakat. Biasanya harga beras asalan dijual Rp4.000/kg, tapi harga belinya sudah naik dengan terpaksa harga tersebut naik Rp5.000/kg," ujar Ita, salah seorang pemilik warung

Menurut Ita, kenaikan harga harga beras dan kebutuhan pokok lain sudah terjadi sebelum Iduladha dan Natal, tapi sampai hari ini harga bahan kebutuhan pokok tersebut terus merambat naik.

Pihaknya tidak tahu kapan harga beras dan kebutuhan pokok bakal turun, tapi biasanya harga kebutuhan pokok tersebut akan turun setelah pergantian tahun atau ketika petani selesai musim tanam.

Keluhan akan kebutuhan bahan pokok terutama beras di setiap warung di perdesaan diutarakan Ny. Budi, salah seorang ibu rumah tangga. Dia mengakui nyaris sepekan ini tidak ada beras berkualitas sedang. Kalaupun ada, sulit didapat bahkan harga pun melebihi harga beras asalan.

Pihaknya berharap pemerintah dan wakil rakyat Tanggamus memperhatikan kondisi yang dialami rakyat kini. Kenaikan harga beras kian mengimpit perekonomian rakyat golongan menengah ke bawah.

"Pemerintah dan wakil rakyat seharusnya jangan hanya mementingkan kepentingan politik saja, rakyat harus dipikirkan bagaimana kebutuhan pokok (beras) tetap lancar dan tidak mengalami kesulitan, ujar Ny. Budi, ibu beranak tiga itu.

Kenaikan harga dipicu karena petani kini sedang musim tanam. Selain itu terjadi kelangkaan gabah di setiap tempat penggilingan padi. Padahal, menurut mereka, Tanggamus merupakan lumbung padi.

Sementara itu, warga Kecamatan Gadingrejo, mengatakan pemerintah harus tanggap dan cepat mengambil tindakan karena selain menolong masyarakat ekonomi kelas bawah juga membantu kelancaran perekonomian masyarakat.

Beberapa pedagang di sana kesulitan mendapat beras. Pasalnya, stok gabah di sejumlah penggilingan nyaris tidak ada.

Selain hanya mengandalkan stok beras yang tinggal beberapa kuintal saja, pihaknya masih berusaha mencari penggilingan padi yang masih banyak stok gabahnya.

"Saya kasihan dengan warga yang biasanya hanya membeli eceran 1 kg--2 kg setiap harinya," ujar Ny. Supardi yang sudah lima tahun menekuni dagang beras.
Handi (55), salah seorang pemilik penggilingan padi di Kecamatan Gadingrejo, mengakui mahalnya beras kini karena sulit mencari gabah dari petani. Petani enggan menjual gabah dengan alasan untuk persedian sendiri. (lampungpost)

Banjir dan Longsor Ancam Jalinteng

LAHAT (Berita Nasional) : Sejumlah ruas jalan dalam wilayah Kabupaten Lahat dan Empat Lawang patut diwaspadai karena terdapat titik rawan longsor, terutama pada daerah yang tanahnya labil. Pada beberapa kecamatan juga termasuk rawan banjir, apalagi yang berada sepanjang bantaran sungai.

Seluruh Camat di wilayah Kabupaten Lahat melalui surat bupati No.364/467/Kesbangpol/2007 diinstruksikan untuk siaga bencana banjir dan longsor dengan mendirikan posko pada setiap kecamatan.

"Jika ada kejadian bencana longsor dan banjir diminta koordinasi secepatnya untuk menentukan langkah penanganan," kata Asisten 1 Setda Pemkab Lahat, Marwan Mansyur, SH, MM, Selasa (18/12).

Sedikitnya tujuh kecamatan tergolong rawan banjir yakni Kikim Timur, Kikim Tengah, Kikim Selatan, Kikim Barat, Lahat, dan Gumay Talang serta sepanjang bantaran sungai. Sementara daerah rawan longsor berada pada lima kecamatan yakni Tanjungsakti Pumi, Pulaupinang, Kota Agung, Jarai, dan Pseksu.

Pada jalur jalan negara (Jalinteng) dan jalan provinsi di wilayah Kabupaten Lahat dan Empat Lawang terdapat sejumlah titik rawan longsor.

Badan Jalinteng rawan longsor berada di kawasan Desa Sukarame, Gumay Talang, badan jalan amblas di lokasi itu beberapa bulan lalu sempat menyebabkan arus kendaran terhambat. Di wilayah Desa Gunung Kembang, Kecamatan Kikim Timur, ruas jalan rawan longsor dan banjir karena berada di pinggir Sungai Kikim Besar.

Sementara pada ruas jalan provinsi umumnya rawan longsor, jalur menuju Kota Pagaralam dari Kota Lahat, daerah rawan longsor dan sering terjadi longsor, mulai dari Pulaupinang, antara Desa Tanjung Mulak hingga Desa Kedaton (Terkul). Begitupula di kawasan tanjakan dan tikungan (liku) Indikat, perbatasan Kabupaten Lahat dan Kota Pagaralam.

Jalur jalan provinsi menghubungkan Sumsel dan Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu di wilayah Kecamatan Tanjungsakti Pumi, badan jalan sempit berada di atas jurang dalam dan juga rawan longsor. Ruas jalan rawan longsor juga terdapat di kawasan Kecamatan Kota Agung, Simpang Meo, Muaraenim.

Sementara di wilayah Kabupaten Empat Lawang, daerah rawan longsor pada jalur jalan mengubungkan Tebingtinggi, Pendopo melalui Talangpadang, pada sejumlah titik badan jalan rawan amblas dan longsoran berada di pinggir Sungai Musi.

"Meski ada beberapa titik kerusakan jalan, namun jalan penghubung Tebingtinggi hingga Pendopo masih terbilang aman," kata Kasat Lantas, AKP H. Hadi Sunseno.
Kepala UPTD PJ2 Lahat Dinas PU Bina Marga Sumsel, Ir MG Yuzal, membenarkan hampir tiap ruas jalan terdapat titik rawan longsor.
Pagaralam Tiga Titik

Sementara ancaman longsor di wilayah Kota Pagaralam sedikitnya terjadi di tiga titik dinilai rawan longsor, dan perlu diwaspadai oleh pengguna jalan raya. Titik rawan longsor itu melalui jalur Pagaralam-Lahat, Pagaralam-Tanjung Sakti, Pagaralam-Pendopo Empat Lawang.

Jalur Pagaralam-Lahat yang rawan longsor di kawasan Indikat Kelurahan Atung Bungsu Dempo Selatan dan kawasan Lemtang Indak Kelurahan Pelang Kenidai Dempo Tengah. Sedangkan jalur Pagaralam Tajungsaki tembus ke Manna, Bengkulu Utara, titik rawan daerah perbatasan Dusun Keringjing, Kelurahan Bunrung Dinang sampai memasuki Kecamatan Tanjungsakti, Lahat.

Sedangkan Jalur Pagaralam, Provinsi Bengkulu melalui Kabupaten Empatlawang titik rawan longsor di wilayah Jarai Muarapinang, Pendopo hingga tembus ke Ulu Musi
Sedangkan untuk wilayah Kabupaten OKU Timur, menurut Kepala Dinas PU Pengairan Kabupaten OKUT, Ir Aulia Akbar, Sungai Komering berpotensi menyebabkan banjir terutama desa-desa yang berada di bantaran sungai.
53 Desa Berpotensi Banjir

Potensi banjir mulai nampak setelah hujan mengguyur wilayah Kabupaten Musi Banyuasin satu pekan terakhir. Selain debit Sungai Musi mulai naik, limpahan Sungai Musi yang mengaliri anak sungai mulai merendam beberapa desa.

Di Kabupaten Muba, sedikitnya 53 desa tersebar di tujuh kecamatan berpotensi terjadinya banjir. Wilayah ini umumnya dilalui Sungai Musi dan Sungai Batangharileko. Hingga Selasa (18/12), anak Sungai Dawas kembali meluap, dan merendam Desa Tanjung Dalam Kecamatan Keluang.

Kabag Humas Pemkab Muba, Herryandi Sinulingga AP didampingi Camat Keluang Umar Sarif, SSTP, MSi mengatakan, Desa Tanjung Dalam yang didiami sekitar 350 KK telah digenangi luapan air yang berasal dari anak Sungai Dawas.
"Ketinggian air berkisar satu hingga satu setengah meter, namun tidak ada rumah warga yang terendam karena rata-rata rumah warga berbentuk panggung bertiang tinggi," katanya.
Wakil Bupati Muba, H Pahri Azhari mengatakan Pemkab segera memberikan bantuan kemanuasiaan tahap awal, seperti selimut, obat-obatan dan makanan bagi desa yang mengalami musibah.(sripo)

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Foto-Foto