Anugerah "Jurnalis Indonesia 2007" untuk Metta Dharmasaputra
JAKARTA (Berita Nasional) : Koordinator Nasional (Kornas) Persatuan Wartawan Indonesia Reformasi (PWI Reformasi) memberikan Anugerah Jurnalis Indonesia 2007 (Indonesia Journalist of The Year, 2007) kepada Metta Dharmasaputra, redaktur Majalah Berita Mingguan Tempo.
Penyerahan penghargaan itu berlangsung di sekretariat Kornas PWI-Reformasi, Ruang 212, Wing B, Manggala Wanabakti. Metta Dharmasaputra dinilai sukses dengan liputan penggelapan pajak PT Asian Agri, kelompok usaha Raja Garuda Mas (RGM), milik Soekanto Tanoto.
Penganugerahan Jurnalis Indonesia 2007 (Indonesian Journalist of The Year, 2007) adalah penghargaan dari Kornas PWI-Reformasi kepada wartawan yang dinilai telah melakukan atau melahirkan karya jurnalis unggulan sebagai sebuah dedikasi dalam kiprah jurnalistiknya. Anugerah ini akan dilakukan setiap tahun yang diawali pada 2007 ini.
“Karya jurnalis dimaksud merupakan cerminan dari keberpihakan wartawan sebagai individu bagi kepentingan warga, dengan menjunjung tinggi kebenaran serta memenuhi kode etik jurnalis,” demikian Ketua Umum Kornas PWI Reformasi Iwan Piliang dalam siaran persnya, Kamis (28/12-07).
Berdasarkan hal tersebut di atas maka PWI-Reformasi melalui kajian dan verifikasi terhadap laporan investigasi Metta Dharmasaputra pada Majalah Berita Mingguan Tempo tentang dugaan penggelapan pajak yang dilakukan oleh PT Asian Agri pada edisi 15 dan 27 Januari 2007, menilai telah memenuhi syarat mendapatkan anugerah Jurnalis Indonesia Tahun 2007 (Indonesian Journaist of The Year).
Dasar penganugerahan Indonesian Journalist of The Year 2007 PWI-Reformasi tersebut adalah:
- Bahwa reportase investigasi Metta Dharmasaputra tentang penggelapan pajak PT Asian Agri,hingga Mei 2007 terbukti mencapai Rp786 miliar, bahkan Oktober 2007 mencapai Rp1,3 triliun- - besaran angka kemungkinan bertambah mengingat 9 kontainer data penggelapan pajak perusahaan ini masih terus diverifikasi Dirjen Pajak - - sebuah angka penggelapan pajak terbesar dalam sejarah Indonesia.
- Kornas PWI-Reformasi, telah menguji liputan Metta serta menilai bahwa laporan tersebut
memenuhi kode etik jurnalis, tidak melanggar kaidah, serta menjunjung tinggi independensi, profesional, dan berimbang.
- Substansi lapotan Metta Dharmasaputra merupakan sebuah kasus nasional yang sangat penting bagi kehidupan bangsa dalam upaya menegakkan hukum, keadilan, dan pemberantasan korupsi.
- Liputan Metta dapat memberikan inspirasi dan memotivasi kalangan jurnalis di seluruh Indonesia untuk tidak pernah berhenti melakukan verifikasi, investigasi secara independen dan profesional, sebagaimana telah ditunjukkan Sdr. Metta Dharmasaputra.
Demikian pokok-pokok alasan pemberian award ini. Kornas PWI-Reformasi mengharapkan agar dapat:
- Meningkatkan apresiasi dan perghargaan kepada semua pihak terhadap kerja dan karya jurnalis.
- Meningkatkan motivasi wartawan untuk bekerja dan menghasilkan produk jurnalis yang berkualitas dan berpihak kepada kepntingan publik.
- Mengingatkan semua pihak untuk memberikan ruang bagi kebebasan pers dan menghindarkan upaya pengekangan pers, baik secara langsung maupun tidak langsung, termasuk upaya mengkooptasi wartawan dan media dengan kekuasaan dan kekuatan uang.(*)
Penyerahan penghargaan itu berlangsung di sekretariat Kornas PWI-Reformasi, Ruang 212, Wing B, Manggala Wanabakti. Metta Dharmasaputra dinilai sukses dengan liputan penggelapan pajak PT Asian Agri, kelompok usaha Raja Garuda Mas (RGM), milik Soekanto Tanoto.
Penganugerahan Jurnalis Indonesia 2007 (Indonesian Journalist of The Year, 2007) adalah penghargaan dari Kornas PWI-Reformasi kepada wartawan yang dinilai telah melakukan atau melahirkan karya jurnalis unggulan sebagai sebuah dedikasi dalam kiprah jurnalistiknya. Anugerah ini akan dilakukan setiap tahun yang diawali pada 2007 ini.
“Karya jurnalis dimaksud merupakan cerminan dari keberpihakan wartawan sebagai individu bagi kepentingan warga, dengan menjunjung tinggi kebenaran serta memenuhi kode etik jurnalis,” demikian Ketua Umum Kornas PWI Reformasi Iwan Piliang dalam siaran persnya, Kamis (28/12-07).
Berdasarkan hal tersebut di atas maka PWI-Reformasi melalui kajian dan verifikasi terhadap laporan investigasi Metta Dharmasaputra pada Majalah Berita Mingguan Tempo tentang dugaan penggelapan pajak yang dilakukan oleh PT Asian Agri pada edisi 15 dan 27 Januari 2007, menilai telah memenuhi syarat mendapatkan anugerah Jurnalis Indonesia Tahun 2007 (Indonesian Journaist of The Year).
Dasar penganugerahan Indonesian Journalist of The Year 2007 PWI-Reformasi tersebut adalah:
- Bahwa reportase investigasi Metta Dharmasaputra tentang penggelapan pajak PT Asian Agri,hingga Mei 2007 terbukti mencapai Rp786 miliar, bahkan Oktober 2007 mencapai Rp1,3 triliun- - besaran angka kemungkinan bertambah mengingat 9 kontainer data penggelapan pajak perusahaan ini masih terus diverifikasi Dirjen Pajak - - sebuah angka penggelapan pajak terbesar dalam sejarah Indonesia.
- Kornas PWI-Reformasi, telah menguji liputan Metta serta menilai bahwa laporan tersebut
memenuhi kode etik jurnalis, tidak melanggar kaidah, serta menjunjung tinggi independensi, profesional, dan berimbang.
- Substansi lapotan Metta Dharmasaputra merupakan sebuah kasus nasional yang sangat penting bagi kehidupan bangsa dalam upaya menegakkan hukum, keadilan, dan pemberantasan korupsi.
- Liputan Metta dapat memberikan inspirasi dan memotivasi kalangan jurnalis di seluruh Indonesia untuk tidak pernah berhenti melakukan verifikasi, investigasi secara independen dan profesional, sebagaimana telah ditunjukkan Sdr. Metta Dharmasaputra.
Demikian pokok-pokok alasan pemberian award ini. Kornas PWI-Reformasi mengharapkan agar dapat:
- Meningkatkan apresiasi dan perghargaan kepada semua pihak terhadap kerja dan karya jurnalis.
- Meningkatkan motivasi wartawan untuk bekerja dan menghasilkan produk jurnalis yang berkualitas dan berpihak kepada kepntingan publik.
- Mengingatkan semua pihak untuk memberikan ruang bagi kebebasan pers dan menghindarkan upaya pengekangan pers, baik secara langsung maupun tidak langsung, termasuk upaya mengkooptasi wartawan dan media dengan kekuasaan dan kekuatan uang.(*)