Senin, 08 Oktober 2007

Mengayun Langkah Ujudkan Impian


PAKUANRATU (Berita Nasional) Langkah menggapai impian memiliki pabrik sendiri kini telah diayun. Peletakan batu pertama pembangunan pabrik milik PT Pemukasakti Manisindah oleh Gubernur Lampung Sjahroeddin ZP, 6 September lalu, mengawali berdirinya sebuah pabrik gula di Kecamatan Pakuanratu, Kab. Way Kanan, Lampung.

Keberadaan PT PSMI ini akan membawa dampak positif bagi daerah ini dan masyarakatnya. Puluhan bahkan ratusan akan terserap sebagai tenaga kerja di perusahaan ini. Secara langsung roda perekonomian akan berputar dengan cepat, penghasilan penduduk pun akan meningkat.

Ini tak terlepas dari rencanan yang telah dirancang belasan tahun silam ketika cikal bakal PT PSMI yakni PT Teknik Umum didirikan dan membuka perkebunan tebu di daerah ini. Rencana pendirian PT PSMI terutama terinspirasi dari keberhasilan PT GMP yang sudah lebih dahulu membuktikan bahwa Lampung merupakan tempat yang cukup baik untuk pengembangan industri gula.

Pada awal berdiri pada tahun 1990, perusahaan bernama PT Teknik Umum, namun atas masukan dari para pemuka masyarakat dalam kaitannya dengan sejarah wilayah tempat pembangunan perkebunannya, maka diubah menjadi PT Pemukasakti Manisindah, disingkat PT PSMI.

Wilayah pencadangan lokasi yang disetujui oleh Gubernur adalah wilayah Kecamatan Pakuanratu dan sekitarnya dengan total luas 30.000 hektare. Dahulunya berada dalam wilayah administrative Kabupaten Lampung Utara, namun dengan terjadinya pemekaran wilayah, maka saat ini berada dalam wilayah Kabupaten Way Kanan.

Secara fisik, lokasi yang dicadangkan tidak sebaik lokasi perkebunan tebu yang sudah ada sebelumnya. Permukaan tanah PSMI lebih banyak bergelombang yang menyulitkan bagi operasional mesin-mesin pengolahan dengan tingkat kesuburan rendah yang membuat pihak perusahaan harus meningkatkan perlakuan dengan biaya yang agak tinggi.

Adanya berbagai kendala teknis, administrative dan infrastruktur, menyebabkan belum semua lahan dapat dikuasai dan ditanam. Luas minimal tanaman untuk sebuah pabrik gula yang efisien adalah antara 16.000 sampai 20.000 hektar, namun PSMI baru dapat menanam seluas 6.500 hektare termasuk sebagian diantaranya digunakan sebagai tanaman bibit. Hal inilah yang menjadi penyebab utama tertundanya rencana pendirian pabrik yang sangat diharapkan. Penggilingan tebu di pabrik gula lain (PG Bunga Mayang dan PT GMP) menjadi satu2nya pilihan yang sebenarnya sangat tidak efisien dan menimbulkan berbagai dampak sosial.

Dengan situasi usaha yang masih belum stabil, PT PSMI belum dapat meningkatkan produktivitas lahan yang mestinya bisa menyamai perkebunan tebu lainnya. Berbagai keterbatasan menyebabkan potensi lahan yang ada, belum dapat dimaksimalkan.

Meyakini bahwa kebutuhan gula nasional semakin meningkat, dan percaya akan dukungan yang akan diberikan oleh Pemerintah Provinsi Lampung maupun Kabupaten Way Kanan serta sudah cukup banyaknya tenaga kerja yang menggantungkan harapan terhadap perusahaan, maka manajemen PSMI berani mengambil langkah dengan membuat keputusan untuk tetap meneruskan usaha dengan membangun pabrik gula sendiri.

Pabrik yang akan dibangun diawali dengan kapasitas terkecil, yaitu 4.000 ton tebu giling per hari yang diharapkan dapat berkembang menjadi 6.000 atau 8.000 setelah adanya tambahan luas tanaman. Direncanakan pembangunan pabrik akan selesai dan mulai giling pada tahun 2009.

Sebagai salah satu tanggung jawab perusahaan dalam bidang Coorporate Social Responsibility, maka mulai tahun 2007 ini PSMI menawarkan program kemitraan tanaman tebu kepada masyarakat, program ini juga sekaligus diharapkan dapat memenuhi jumlah tebu yang akan digiling oleh pabrik. Sekitar 2.000-3.000 hektare lahan atas kepemilikan sekitar 1.000 penduduk telah dicatat sebagai potensi yang akan mengikuti program kemitraan.(amd)

Dengan beroperasinya pabrik gula PSMI pada tahun 2009 nanti, maka beberapa manfaat akan dapat diperoleh, yaitu:

Peningkatan produksi gula Lampung sekitar 40.000 sampai 50.000 ton
Peningkatan pendapatan negara dari sektor pajak (PPn, PPh, dll)
Peningkatan pendapatan masyarakat dari bagi hasil kemitraan
Peningkatan penyerapan tenaga kerja dari berbagai lapisan keahlian
Peningkatan kegiatan ekonomi di sekitar perkebunan, Way Kanan dan Lampung

Pengurus DPW PPP Lampung Dibekukan

BANDAR LAMPUNG (Berita Nasional) : Suasana politik di Lampung menyongsong pilgub 2009 nanti, sudah mulai memanas. Bahkan, suasana panas ini merembes masuk ke dalam tubuh partai. Setelah kepengurusan Partai Demokrat Lampung pimpinan Thomas Aris Riska yang dibekukan oleh Pengurus Pusat, kini giliran DPW PPP Lampung pimpinan Darwis Merawi.

Ketua DPP PPP Emron Pangkapi ditunjuk sebagai plt. Ketua DPW PPP Lampung, dan Wakil Sekjen DPP Rahman Yakub sebagai Plt. Sekretaris DPW. Keduanya mengemban tugas menyelenggarakan musyawarah wilayah luar biasa (Muswillub) dua bulan setelah penunjukan.

Keputusan itu diambil dalam rapat hari Jumat (5/10-07), di Jakarta. Rapat ini dihadiri 20 pengurus, termasuk Ketua Umum DPP PPP Surya Dharma Ali dan seluruh koordinator wilayah.

“Hasil rapat pengurus memutuskan membatalkan SK DPW Lampung dan sgera melaksanakan muswillub. Saat ini surat sedang dipersiapkan,” kata Sekjen DPP PPP Irgan Chairil Mahfidz.

Keputusan itu, katanya, diambil demi menjaga keutuhan dan kondisi partai tetap kondusif. Dia menjamin kondisi ini tidak akan mengganggu proses pilkada dan pilgub di Lampung, karena keputusan yang diambil adalah keputusan Pusat.

Dengan pembekuan itu, urusan Pilgub tidak lagi menjadi wewenang DPW dibawah kepemimpinan Darwis dan sekretarisnya Ariyanto Munawar.(*)

Sabtu, 06 Oktober 2007

TNI-AU Segera Bangun Pangkalan Radar di Saumlaki

Ambon (Berita Nusantara/ANTARA News) - TNI Angkatan Udara (AU) akan segera membangun pangkalan radar pengintai di Saumlaki, ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), mengingat sarana ini sangat dibutuhkan dan mendesak guna mengamankan kawasan pulau terluar yang ada di wilayah Indonesia Timur, terutama terhadap intervensi pihak luar.
"Pembangunan Radar pengintai di Saumlaki ini sudah sangat mendesak dan akan segera dilakukan," ujar Danlanud Pattimura Ambon, Kol (Pnb) Agus Munandar, seusai perayaan HUT TNI, di Ambon, Jumat.
Ia mengakui, survei dan penentuan lokasinya sudah selesai dilakukan dan telah dilaporkan ke pimpinan TNI-AU dan dalam waktu dekat ini akan segera dibangun.Khusus di wilayah Indonesia Timur selama ini hanya terdapat satu radar, yakni di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), sedangkan Pangkalan Udara Pattimura di Desa Laha, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, selama ini hanya merupakan pendukung operasi.Selain di Saumlaki, radar pengintai juga akan dibangun di Merauke, Irian Jaya Barat.
Ia mengakui, secara kasat mata sulit mendeteksi masuknya pesawat asing, terutama yang sudah memiliki teknologi canggih karena Lanud belum sepenuhnya didukung sarana memadai terutama radar pengintai.
Berbagai kemungkinan, katanya, bisa saja terjadi, sehingga perlu langkah-langkah antisipasi termasuk penambahan sarana pendukung berupa radar pengintai.
"Selama ini kita menggunakan radar yang berada di Kupang dan jika ada pesawat yang terbangnya rendah dan tidak sesuai dengan jadwal terbang yang ada maka akan segera terdeteksi oleh radarnya," ujarnya seraya menambahkan selama ini kondisinya masih normal.(*)

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Foto-Foto