Jumat, 04 Januari 2008

Harga Minyak di atas 100 Dolar AS

NEW YORK (Berita Nasional/ANTARA News) - Harga minyak berjangka naik ke rekor baru 100,05 dolar AS per barel, Kamis, setelah pemerintah AS melaporkan penurunan cadangan minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan dan kenaikan tak terduga pasokan minyak pemanas.

Satu hari setelah harga minyak menyentuh 100 dolar AS untuk pertama kalinya, departemen energi AS mengatakan cadangan minyak mentahnya turun 4 juta barel pekan lalu, lebih banyak dari perkiraan para analis turun 1,7 juta barel.

Di sisi lain, cadangan minyak sulingan (destilasi) yang termasuk minyak pemanas dan bahan bakar disel naik 600.000 barel, berlawanan dengan perkiraan para analis bahwa pasokan minyak hasil destilasi akan turun 600.000 barel. Dan pasokan bensin naik 1,9 juta barel, lebih banyak dari perkiraan para analis naik 1,3 juta barel.

Harga berfluktuasi setelah laporan cadangan minyak AS karena para investor berupaya menginterpretasikan data, namun pada Kamis pagi harga minyak menguat dan membentuk rekor baru.

Harga minyak mentah jenis light, sweet untuk pengiriman Februari naik 24 sen menjadi 99,86 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange setelah naik ke posisi tertinggi 100,05 dolar AS.

Meski harga minyak naik, mereka mengangap harga akan terkendali oleh keyakinan bahwa OPEC dalam pertemuannya bulan depan akan memutuskan untuk meningkatkan produksi.
Para pejabat Indonesia berencana meminta Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak itu untuk meningkatkan produksinya guna menurunkan harga minyak, lapor Dow Jones.(*)

Musharraf Bantah Agen Pakistan Terlibat Bunuh Benazir

ISLAMABAD (Berita Nasional/ANTARA News) - Presiden Pervez Musharraf hari Kamis menolak anggapan-anggapan bahwa badan keamanan Pakistan mendalangi pembunuhan Benazir Bhutto dan mengatakan, pemimpin oposisi itu telah diperingatkan mengenai ancaman-ancaman terhadap dirinya dari kelompok muslim garis keras.

Musharraf mengatakan kepada wartawan, pihak berwenang tidak bertanggung jawab atas bobolnya keamanan yang mengarah pada pembunuhan mantan perdana menteri tersebut dalam serangan penembakan dan bom bunuh diri di Rawalpindi pada 27 Desember.

"Dalam tiga bulan terakhir, terjadi 19 serangan bom bunuh diri, sebagian besar ditujukan pada militer, pada intelijen," katanya dikutip Reuters.

"Jika militer dan intelijen yang sama menggunakan orang yang sama untuk menyerang mereka, maka itu menggelikan," katanya.

Musharraf mengatakan, seorang militan yang terkait dengan Al-Qaeda yang ditempatkan di perbatasan Afghanistan, Baitullah Mehsud, mendalangi sebagian besar serangan bom bunuh diri akhir-akhir ini serta serangan terhadap Benazir. Pemmpin oposisi itu telah menyampaikan pernyataan mengenai pentingnya menangani militansi.

Banyak orang Pakistan meyakini bahwa musuh-musuh lain Benazir, mungkin di badan-badan keamanan, terlibat dalam serangan tersebut.

"Saya pikir tidak ada badan intelijen di Pakistan yang bisa mengindoktrinasi seseorang untuk meledakkan dirinya," kata Musharraf.

Pembunuhanb Benazir, seorang saingan lama Musharraf, dan kekerasan yang terjadi kemudian telah meningkatkan keraguan mengenai stabilitas dan peralihan menuju pemerintahan demokratis di Pakistan, negara bersenjatakan nuklir yang menjadi sekutu penting AS dalam perang melawan terorisme.

Pemimpin-pemimpin oposisi telah mendesak Musharraf agar meletakkan jabatan, dan para pengecam menyatakan bahwa presiden tersebut telah menjadi sumber ketidakstabilan.

Musharraf mengatakan, Benazir telah mengabaikan peringatan mengenai bahaya mengadakan pawai di lapangan Rawalpindi.

"Ya, ia sungguh-sungguh telah diberi tahu mengenai ancaman itu," katanya.

"Kami tahu, badan-badan intelijen tahu, ada sebuah ancaman dan kami telah memberi tahu dia agar tidak pergi dan mencegahnya pergi," katanya, menunjuk pada sebuah insiden pada November ketika pihak berwenang melakukan penahanan rumah sesaat terhadap Benazir untuk mencegahnya menghadiri pawai di lapangan itu.

"Kali ini lagi, ia memutuskan untuk pergi dan ia pergi... Ia pergi atas kemauannya sendiri dengan mengabaikan ancaman tersebut," tambahnya.

Musharraf mengatakan, pengamanan sangat ketat di lapangan itu, dengan lebih dari 1.000 polisi yang bertugas dan aparat-aparat kepolisian yang ditempatkan di atap, serta pasukan mobil di sekitar Benazir.(*)

Rusia Ancam Saudi Arabia Sebagai Produsen Minyak Utama

PARIS (Berita Nasional/ANTARA News) - Arab Saudi masih merupakan produsen minyak mentah terkemuka dunia, tetapi posisinya dalam produksi telah ditantang oleh Rusia.

Sementara Amerika Serikat tetap merupakan konsumen minyak utama. Negara-negara produsen dan konsumen terkemuka pada 2006, seperti yang ditetapkan oleh Badan Energi Ianternasional (IEA) di mana Arab Saudi masih di peringkat utama yakni memproduksi 10,72 juta barel per hari sementara Rusia 9,67 juta barel per hari.

Amerika Serikat produksinya mencapai 8,36 juta barel per hari, Iran 4,15 juta barel , China 3,84 juta barel dan Meksiko 3,71 juta barel per hari.

Negara produsen lainnya yakni Kanada tercatat 3,29 juta barel, Uni Emirat Arab 2,94 juta barel, venezuela 2,80 juta barel dan Norwegia 2,78 juta barel per hari.

Sementara Kuwait, Nigeria dan Brazil masing-masing memproduksi 2,67 juta barel, 2,44 juta barel dan 2,16 juta barel per hari. Sedangkan Aljazair dan Irak masing-masing 2,12 juta dan 2,0 juta barel per hari.

Untuk negara-negara konsumen, Amerika Serikat masih di urutan pertama sebagai konsumen terbesar minyak mentah dunia dengan angka 20,59 juta barel per hari. Posisi berikutnya adalah China dengan 7,27 juta barel per hari (bpd), Jepang 5,22 juta bpd, Rusia 3,10 juta dan Jerman 2,63 juta bpd.

Konsumen terbesar berikutnya adalah India, Kanada, Brazil dan Korea Selatan masing-masing 2,53 juta bpd, 2,22 juta barel, 2,18 juta barel dan 2,16 juta bpd.

Sementara Arab Saudi mengkonsumsi 2,07 juta bpd, Meksiko 2,03 juta barel, Perancis 1,97 juta barel, Inggris 1,82 juta barel, Italia 1,71 juta barel dan Iran 1,63 juta bpd. (*)

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Foto-Foto