Antasari Terpilih, Fit and Proper Test Ala DPR Tak Lagi Dipercaya
JAKARTA (Berita Nasional) : Politisi di Senayan telah memilih 5 nama sebagai pimpinan KPK dan mendaulat Antasari Azhar sebagai ketua komisi anti korupsi. Melalu metode fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan nama-nama itu ditentukan.
Namun hasil yang didapat banyak menuai kritik. Sebagian besar nama pilihan wakil rakyat itu justru jauh di luar harapan. Metode ujian ala DPR pun dipertanyakan.
"Catatan buat DPR, saya tidak percaya lagi dengan teori fit and proper test. DPR menyalahi kehendak rakyat," kata peneliti dari Pusat Kajian Anti Korupsi UGM Zainal Arifin Muchtar saat dihubungi detikcom, Kamis (6/12/2007).
Dia menilai mekanisme fit and proper test ini jutru menjadi ajang penghakiman oleh para politisi. "Padahal rakyat sudah teriak jangan pilih Antasari, tapi pilih yang lainnya. Dan realitasnya mereka malah pilih yang the worst," tambah Zainal.
Indikasi penghakiman pun sudah dilihat Zainal sejak ujian dilakukan. Di mana calon seperti Amien Sunaryadi dan Iskandar Sonhaji jutru dihajar habis-habisan dengan berbagai pertanyaan.
"Tapi buat Antasari dan yang lainnya malah lembek dan lunak. Mestinya nanti tidak ada lagi fit and proper test, karena sama saja menyerahkan nasib kepada politisi," sesal Zainal.
Sementara khusus terkait terpilihnya Antasari menurut Zainal ini sama saja membuat pemberantasan korupsi kembali ke titik nol. "Ini berat, lebih dari innalillahi, kita mesti mengibarkan bendera lebih dari setengah tiang," ujar Zainal.
Diperkirakan KPK pun akan mengalami pelambanan dalam melakukan pemberantasan korupsi. "Posisi ini membuat kita ragu akan kapabilitas KPK. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan yang keras dan komitmen untuk mendorong komisi ini," tandasnya.(detiknews.com)
Posting Komentar